Pemilu 2019

Cerita Eha Soleha, Wanita Penjual Kopi Keliling di Pasar Induk Kranggot yang Kini Maju Jadi Caleg

Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Eha Soleha (44) Penjual Kopi Keliling yang kini maju sebagai calon anggota DPRD saat ditemui di kontrakannya di Lingkungan Periuk, Kota Cilegon, Kamis (4/4/2019)

TRIBUNWOW.COM - Nama Eha beberapa bulan belakangan ini jadi buah bibir, setidaknya dari para pelanggan kopinya di Pasar Kranggot.

Sebagian besar, mereka tidak percaya lantaran, ranah politik sangat jauh dari keseharian Eha sebelumnya yang hanya seorang penjual kopi keliling.

Begitulah dunia, nasib orang siapa yang tahu. Jika kemarin Eha Soleha (44) sibuk bekerja sebagai penjual kopi keliling di Pasar Induk Kranggot, kini Eha sibuk sosialisasi untuk menjadi calon anggota DPRD Kota Cilegon, Banten.

"Banyak yang bilang, mimpi kamu ya Eha, uang dari mana jadi caleg," kata Eha saat ditemui di kontrakannya di Lingkungan Periuk, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon, Kamis (4/4/2019).

Rencana Oknum Caleg PSI Gelapkan Uang Koperasi Rp 800 Juta untuk Judi, Dipakai Buat Ini jika Menang

Jika ada cibiran demikian, Eha lantas mengeluarkan jurus ampuhnya yakni stiker pencalonan dirinya sebagai caleg dari Partai Persatuan Pembangunan ( PPP).

"Saya kemana-mana bawa stiker dan kartu nama, keluarin saja, sekalian sosialisasi kalau pelanggan saya warga Dapil 1, tolong pilih saya ya," Cerita dia.

Ibu satu anak ini bercerita, sebelumnya tidak pernah ada terpikir sedikit pun untuk menjadi caleg, bahkan mendengar namanya saja dia tidak tahu.

Namun keterampilan dia menarik pelanggan, membuat salah satu petinggi partai melirik dirinya untuk dicalonkan menjadi caleg.

"Yang ngajak pelanggan saya Pak Hamdi, beliau Ketua KPC di Kecamatan Cibeber, saya tanya, apa itu caleg, apa itu anggota dewan? setelah dijelaskan saya baru mengerti," kata dia.

Caleg Gerindra Rachel Maryam Unggah Foto Bersama Mamah Dedeh: Ajang Melepas Kangen

Butuh beberapa hari bagi Eha untuk memutuskan mendaftar sebagai caleg. Dirinya perlu meyakinkan ibunya, adik dan juga anaknya jika dirinya hendak maju menjadi caleg.

"Setelah saya yakinkan, ini gratis, semua diganggung partai, baru keluarga saya mendukung dan mendoakan saya setiap hari supaya menang," Kata dia.

Libur Jualan Kopi Eha menyadari butuh kerja keras untuk memuluskan jalannya menuju Gedung DPRD, karena hal ini dia meninggalkan berjualan kopi yang sudah digeluti tiga tahun belakangan untuk memaksimalkan sosialisasi.

Eha sebelumnya berjualan kopi keliling di Pasar Induk Kranggot mulai pukul 01.00 WIB dini hari hingga pukul 08.00 WIB.

Dari berjualan kopi ini, penghasilannya tidak menentu, mulai dari Rp 30.000 hingga Rp 50.000 setiap harinya.

"Tadinya kalau malam jualan, siang sosialisasi, tapi capek juga, dan mendekati hari pencoblosan harus lebih giat, mangkanya saya libur dulu jualannya," kata dia.

Halaman
12