TRIBUNWOW.COM - Aksi pencabulan dilakukan oleh seorang oknum pembina pramuka, Rizal Kristianto (32) terhadap murid bimbingannya yang masih SMP di Kabupaten Banyumas.
Berhasil diamankan oleh kepolisian, pelaku Rizal mengaku iseng mencabuli siswanya lantaran pernah menjadi korban pencabulan semasa kecil.
Dikutip TribunWow.com dari TribunJateng.com, Kasatreskrim Polres Banyumas AKP Agung Yudiawan menjelaskan bahwa pelaku menggunakan kesempatan mengadakan kegiatan pramuka pada malam hari demi melancarkan aksinya itu.
Ditanya oleh Agung Yudiawan, pelaku mengaku tidak mempunyai alasan khusus selain iseng.
"Saya iseng-iseng saja Pak," kata Rizal Sabtu (30/3/2019).
Bermula dari keisengannya itu, pelaku mengaku bahwa akhirnya ketagihan melakukan aksi tak senonoh itu.
"Iya ketagihan," jawab Rizal.
Dalam keteragannya itulah, pelaku mengaku bahwa sebelumnya dirinya pernah menjadi korban pencabulan semasa kecil.
"Iya (pernah jadi korban) waktu masih TK," jelas pelaku.
• Kerap Ajak Siswa Ikut Kegiatan Pramuka sampai Larut Malam, Pelatih Cabuli 11 Murid SMP di Banyumas
Tak hanya penuturan dari pelaku langsung, pendamping siswa SMP Banyumas yang menjadi korban pencabulan pelaku juga menjelaskan bahwa pelaku pernah menjadi korban pencabulan.
"Banyak pelaku itu berawal menjadi korban yang tidak ditangani secara berkelanjutan. Kebetulan tersangka pencabulan Rizal Kristianto juga pernah menjadi korban semasa TK," ucap Tri Wuryaningsih, psikolog dari Pusat Pelayanan Terpadu Penanganan dan Perlindungan Korban Kekerasan Berbasis Gender dan Anak (PPT-PKBGA) Banyumas, Sabtu (30/3/2019).
Dalam keterangannya pula, Tri Wuryaningsih menjelaskan bahwa korban yang didampinginya sudah dilecehkan oleh pelaku sebanyak 3 kali.
"Salah satu anak yang kami dampingi mengaku sudah 3 kali diperlakukan tidak senonoh. Ketika sepulang sekolah anak tersebut bawaannya uring-uringan. Sampai pada akhirnya si anak memberontak dan berani bercerita kepada neneknya," ungkap Tri.
Secara psikologis, kondisi korban tampak biasa saja, namun sebetulnya kondisi kejiwaan korban bisa saja sangat terganggu, sehingga harus dilakukan observasi lebih lanjut.
Di antara korban, ada yang tiba-tiba menjadi pendiam, ada yang suka uring-uringan, ada juga yang menjadi melambai atau terkesan feminim.
• Kronologi Tewasnya 3 Pemburu di Halmahera, Diduga Dibunuh Suku Primitif dengan Anak Panah dan Tombak