"Maka di setiap acara di manapun ada, selalu menggunakan tagar Putihkan Solo, Putihkan Jakarta," ungkap Ferdinand.
Ferdinand menegaskan, gerakan putih selama ini sudah identik dengan para pendukung Prabowo.
"Nah sekarang ini kita merasa bahwa ini diambil. Untuk apa tujuannya mengambil? Jangan-jangan Pak Jokowi sudah khawatir bahwa nanti karena seruan Al Khathath di sana, pengurus PA 212 yang ingin para 212 itu datang ke TPS dengan baju putih, ini akan di klaim nanti sebagai pendukungnya Jokowi (Capres nomor urut 01)," ungkap Ferdinand.
"Karena Pak Jokowi sudah sadar akan kehilangan banyak pendukung. Ini yang kita khawatirkan," sambung dia.
Namun, kata Ferdinand, satu hal yang membuat pihaknya paling khawatir dari gerakan ini adalah potensi konflik yang akan terjadi di lapangan.
"Ini yang harus kita hindari," tegasnya.
Simak videonya:
• Hasil Survei Terbaru CSIS: Lihat Selisih Angka Jokowi-Maruf dan Prabowo-Sandiaga Jelang Pilpres
Diberitakan Kompas.com, saat menyampaikan pidato politik di kampanye terbuka di Bukit Gelanggang, Kota Dumai, Provinsi Riau, Selasa (26/3/2019), Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) mengimbau pendukungnya untuk mengenakan pakaian putih pada hari pencoblosan Pemilu 17 April 2019.
"Jangan lupa, saya ingatkan, tanggal 17 April itu kita pakai baju putih," ujar Jokowi.
Jokowi lantas memaparkan alasan mengapa pendukungnya harus mengenakan pakaian berwarna putih pada saat hari pencoblosan.
"Karena yang mau dicoblos nantinya bajunya putih. Karena kita adalah putih, putih adalah kita," ujar Jokowi.
Sebelumnya, seperti dikutip dari Tribunnews.com, Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Yaqut Cholil Qoumas, juga menyerukan ajakan yang sama.
Menurut Yaqut, hal ini penting dilakukan untuk melawan hoaks jelang Pilpres.
Hoaks, terang dia, memengaruhi masyarakat untuk tidak berangkat ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan menggunakan hak pilih.
• Detik-detik Iriana Jokowi Jatuh Terjengkang di Atas Panggung hingga Buat Paspampres Berlarian
Karena itu, untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam memiih, GP Ansor pun menyerukan gerakan Rabu Putih itu.
"Kita punya 4,7 juta kader Ansor seluruh Indonesia. Sebagian kita akan fungsikan mereka sebagai tenaga pembantu pengamanan TNI, Polri. Kemudian yang lain, yang tidak sedang bertugas, kita minta untuk menggerakkan pemilih," kata Yaqut.
(TribunWow.com/Nanda)
Tonton juga: