Terkini Daerah

Wahyu Jayadi yang Bunuh Karyawati UNM Pernah Diberi Wasiat oleh Ibu Korban: Kamu Bukan Orang Lain

Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wahyu Jayadi dengan Siti Zulaeha Djafar.

TRIBUNWOW.COM - Siti Zulaeha Djafar (40), karyawati Universitas Negeri Makassar (UNM) meregang nyawa di tangan rekan kerjanya yang juga tetangga dekatnya, Wahyu Jayadi (44).

Diberitakan sebelumnya, Wahyu membunuh korban di dalam mobil Daihatsu Terios milik korban yang terparkir di pinggir jalan di daerah Kabupaten Gowa, Makassar, Sabtu (21/3/2019).

Dikutip TribunWow.com dari channel YouTube Lintas Terkini, Sabtu (23/3/2019), Wahyu yang telah tertangkap memberikan pengakuan bahwa dirinya dekat dengan keluarga korban.

Saking dekatnya, Wahyu yang telah berumahtangga ini mengenal ibu korban yang juga telah meninggal.

Ia juga diberikan wasiat untuk menjaga korban karena telah dianggap dekat.

"Saya ingat pesannya almarhumah mamanya (korban), 'Jagai anrimmu, jagai anrimmu' (jaga adikmu, jaga adikmu). Bahasa Bugisnya seperti itu. Taniako tau laing' (kamu bukan orang lain)," jelas Wahyu Jayadi.

Bukan untuk Berkencan, Ini Tujuan Wahyu Jayadi Pergi dengan Karyawati UNM sebelum Bunuh Korban

Namun saat peristiwa pembunuhan tersebut, Wahyu mengaku emosi karena korban terlalu mencampuri urusan pribadinya.

Hal itulah yang membuat pelaku mengingkari wasiat ibu korban.

Padahal menurut Wahyu, dirinya dan korban tidak terlibat hubungan asmara atau memiliki rasa saling suka.

Diakui oleh Wahyu, dirinya merasa terganggu dengan sikap korban yang terlalu mencampuri urusan pribadinya.

Sikap ikut campur yang ditunjukkan oleh korban, diduga oleh pelaku lantaran Siti Zulaeha memiliki rasa memiliki yang tinggi terhadap korban.

"Ya rasa memilikinya tinggi menurut saya, karena selalu mencampuri urusan-urusan pribadi saya, saya pikir (korban) bukan apa-apanya saya dan juga bukan siapa-siapa gitu," jelas Wahyu Jayadi Sabtu (23/3/2019).

Wahyu Jayadi dengan Siti Zulaeha Djafar. (DOK PRIBADI)

Ditanya seberapa sering korban mencampuri urusan pribadi pelaku, Wahyu Jayadi mengatakan hal tersebut dilakukan korban berkali-kali.

"Iya (sering), itu yang saya maksud, rasa memiliki itu yang kadang menyangkut masalah begitu, bukan dia yang harus mengurusi (ikut campur) sebenarnya," lanjut Wahyu Jayadi.

"Saya jadi bingung sendiri," tambahnya.

Halaman
123