"Analisis saya pribadi mengindikasikan obyek penyebab Peristiwa Bering 2018 adalah asteroid," tegas Marufin.
• Dianggap Melecehkan Maruf Amin, Ridwan Saidi Ditegur Nusron Wahid di ILC
Lebih lanjut, dia menjelaskan tentang ukuran asteorid tersebut.
"Jika dianggap berbentuk bulat, asteroidnya berdiameter ~9 meter dengan massa 1.400 ton dan komposisi kemungkinan identik dengan meteorit akondrit (massa jenis 4 g/cm3)," kata Marufin.
"Jika mengacu NASA bahwa obyek memasuki atmosfer Bumi dengan membentuk sudut 70 derajat terhadap bidang horisontal, maka perhitungan saya (dengan menggunakan algoritma Collins dkk) menunjukkan asteroid seukuran ini secara statistik akan jatuh ke Bumi setiap 28 tahun sekali," tegasnya.
Marufin juga menganalisis, saat memasuki atmosfer Bumi, asteroid itu menyebabkan kolom udara yang dilintasinya mengalami tekanan ram yang kian membesar.
"Selain membuatnya menjadi meteor super terang (superfireball), tekanan sangat besar pada akhirnya akan memecah superfireball mulai ketinggian 54 km," ujar Marufin.
"Pemecahbelahan terus berlangsung seiring kian jauh superfireball memasuki atmosfer. Hingga pada ketinggian 26 km dpl terjadi pemecahbelahan yang sangat intensif, membuat pecahan-pecahan superfireball laksana direm di udara," jelasnya.
Hal inilah yang membuat terjadinya fenomena ledakan-di-udara (airburst) yang melepaskan energi 96 kiloton TNT.
"Pada kondisi paling terang, superfireball ini memiliki kecerlangan setara 70 persen terangnya Matahari. Jadi demikian benderang," tegas Marufin.
• Romahurmuziy Ditangkap KPK, Mahfud MD Bantah Dendam dan Ungkap Kronologi Bisa Tahu Romi Dijejak KPK
Namun pertanyaannya sekarang, seberapa besar energi airburst 96 kiloton TNT ini?
"Ledakan bom nuklir Nagasaki berkekuatan 20 kiloton TNT. Sehingga airburst Peristiwa Bering 2018 hampir lima kali lipat lebih dahsyat ketimbang bom nuklir Nagasaki," tegas Marufin.
Tak Ada Dampak
"Meski energinya terkesan sangat besar, namun dengan lokasi pelepasan energi yang jauh di ketinggian (yakni 26 km dpl) membuat dampaknya ke permukaan Bumi boleh dikata tidak ada," tambahnya.
Sebagai informasi, pada ground zero atau titik yang tepat berada di bawah lokasi airburst, besar overpressure akibat pelepasan gelombang kejut diperhitungkan hanya sebesar 112 Pa.
• Pernyataannya di ILC Dapat Ucapan Terima Kasih dari Fahri Hamzah, Mahfud MD: Biasanya Saling Kritik
"Ini masih di bawah nilai ambang batas 200 Pa, yakni ambang batas overpressure gelombang kejut untuk bisa meretakkan kaca jendela," tutur Marufin.