Menurut PBB, sekitar 10.000 ginjal ilegal ditransplantasikan setiap tahunnya.
• Brenton Tarrant, Teroris Penembakan Masjid di Selandia Baru Klaim Berhak Dapatkan Nobel Perdamaian
Salah satu kisah dari Leviticus Awino misalnya, pria 25 tahun ini menjual ginjalnya seharga 2 milliar Shiling Kenya atau sekitar Rp285 Milliar melalui Facebook.
Ada juga, Vanslow (24), pemuda ini juga menjual ginjalnya di Facebook, dia mengatakan "Saya menjual ginjal saya karena saya memiliki masalah keuangan. Golongan darah saya adalah O + dan saya bukan perokok."
Mereka mengatakan, siapa saja yang tertarik dengan ginjalnya bisa menghubunginya melalui Facebook, di mana dia juga mencantumkan nomor telepon dan emailnya.
Menurut, Dr John Ong'ech dari Rumah Sakit Nasional Kenyatta, negara tersebut memiliki 6 juta penderita diabetes dan lebih dari 2 juta membutuhkan transplantasi ginjal.
"Ginjal adalah saringan tubuh yang membersihkan 180 liter cairan setiap hari. Manusia bisa bertahan hidup dengan 1 ginjal, tetapi lebih baik memiliki keduanya, karena itu akan sangat penting bagi tubuh Anda," kata Dr Ong'ech.
Menurutnya, anak muda yang menjadi target kertel ini adalah karena kejantanannya dan mereka sebagian besar adalah pengangguran.
Sebagai praktisi medis, Dr Ong'ech mengakui pengambilan organ, baik secara paksa atau dengan persetujuan pemilik, adalah industri yang berkembang pesat di Kenya.
"Satu orang membutuhkan ginjal untuk bertahan hidup, dan orang lain membutuhkan uang," katanya.
Menurut laporan Baraza, orang-orang mungkin diculik, dibunuh, dan dijual, terutama adalah anak-anak, kemudian mereka akan diambil organnya.
• Merasa Hancur setelah Lihat Video Penembakan Masjid di Selandia Baru, Keluarga Pelaku Minta Maaf
Cara lain bagi broker untuk mendapatkan organ adalah melalui penipuan atau paksaan.
Ada beberapa kasus di mana korban akan pergi ke dokter atau rumah sakit untuk penyakit atau kecelakaan yang tidak berhubungan, tetapi ginjal orang tersebut diangkat tanpa sepengetahuan atau persetujuan mereka.
Ada juga tuduhan bahwa pejabat kedutaan negara Timur Tengah tertentu di Nairobi telah memfasilitasi transplantasi ginjal komersial di luar negeri.
Masalahnya sepertinya juga telah tersebar luas.
Pada tahun 2003, jaringan pengadaan ginjal ilegal ditemukan di Afrika Selatan di mana lebih dari 100 transplantasi ginjal ilegal dilakukan di Rumah Sakit St. Augustine pada tahun 2001 dan 2002.