"Kalau dua bulan sudah mendapatkan pekerjaan, ya dicabut dong," jelas Moeldoko.
Mantan Panglima TNI itu menerangkan, anggaran untuk kartu Pra Kerja akan diambil dari pos pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), dan akan disiapkan secara baik ke depannya.
"Jadi anggarannya besar, nanti dilihat porsi persiapannya. Porsi kelengkapan sarana dan prasarana itu akan dipenuhi. Porsi siapanya, manusianya, akan disiapkan. Berikutnya, proyeksi pekerjaan ke depannya seperti apa," paparnya.
"Sehingga, orang-orang ini diharapkan begitu dapat pelatihan tidak terlalu lama. Nah, di dalam waktu itulah ada kartu pra kerja, di situlah sebagai insentif," sambung Moeldoko.
Sebelumnya, calon presiden nomor urut 01 Jokowi mengatakan, kartu Pra Kerja dikhusukan untuk para anak muda lulusan SMA/SMK, perguruan tinggi, dan politeknik, yang belum bekerja.
"Mengenai kartu pra kerja, kartu ini kita siapkan untuk anak anak muda yang lulus dari SMA atau SMK maupun yang lulus dari politeknik/perguruan tinggi, untuk bisa masuk ke industri, untuk dapat pekerjaan," beber Jokowi, Jumat (1/3/2019) malam.
Mantan Wali Kota Solo ini melanjutkan, nantinya para pemegang kartu ini bakal mendapat pelatihan demi meningkatkan kemampuannya.
"Pelatihan ini tidak hanya dilakukan di dalam negeri, namun juga di luar negeri. Semua dikerjakan oleh instruktur yang punya kualifikasi yang bagus. Sehingga, begitu lulus training, mestinya kalau training bagus gampang sekali masuk dunia kerja," terang Jokowi.
Jokowi menambahkan, para pemegang kartu pra kerja yang belum mendapat pekerjaan, meskipun telah mengikuti pelatihan, tak perlu khawatir, karena mereka akan tetap mendapatkan gaji.
• Ulama Papua Dukung Jokowi-Maruf Amin: Di Masa Jokowi 50% Lebih Saham Freeport Kembali ke Indonesia
"Kalau belum dapat pekerjaan, kartu itu juga akan memberikan kayak honor, kayak gaji gitu. Tapi jumlahnya berapa masih kami rahasiakan," imbuh Jokowi.
Sementara, Wakil Ketua DPR Fadli Zon meminta Jokowi tidak memberikan impian kosong kepada masyarakat, salah satunya dengan meluncurkan kartu pra kerja.
"Menurut saya janganlah memberik\an impian kosong," kata Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (5/3/2019).
Fadli Zon mengatakan, ketimbang memberikan impian kosong, Jokowi lebih baik membenahi masalah tenaga honorer yang jumlahnya mencapai ratusan ribu orang.
"Mereka sudah mengabdi kepada bangsa dan negara tapi tidak mendapatkan honor yang layak. Itu saja dulu dipikirin," sarannya.
Selain itu, menurutnya, Jokowi lebih baik menciptakan lapangan pekerjaan yang permanen ketimbang kartu pra kerja. Hal itu merupakan solusi yang tepat untuk menanggulangi masalah pengangguran sekarang ini.