Pemilu 2019

Di Depan Arief Budiman, Fahri Hamzah Menghela Nafas setelah Jelaskan soal DPT dengan Nada Tinggi

Penulis: Atri Wahyu Mukti
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fahri Hamzah dan Arief Budiman dalam acara Mata Najwa, Rabu (13/3/2019).

"Sehingga di dalam 192 itu sudah ada surat suara yang tidak perlu dicetak, kan itu pertanyaanya pak," imbuhnya kemudian.

Fahri Hamzah tampak menunjuk-nunjuk meja saat berada di acara Mata Najwa, Rabu (13/3/2019). (Capture live Trans7)

Menanggapi pernyataan itu, lantas Arief Budiman memberikan tanggapannya.

"Enggak, tapi kan ini baru dugaan," jelas Arief Budiman.

Saat Arief Budiman mencoba memaparkan pernyataannya, terlihat Fahri Hamzah kembali ingin melontarkan argumennya.

Namun, hal itu lantas diurungkannya.

Tampak Fahri Hamzah kemudian menghela nafas.

Fahri Hamzah tampak menghela nafas saat ingin melontarkan argumennya kepada Arief Budiman, Rabu (13/3/2019). (Capture live Trans7)

Saat itu, terlihat Arief Budiman tetap melanjutkan pemaparannya.

"Nah itu dia jadi begini pak," ucap Fahri Hamzah.

"Apakah itu nanti kita periksa, saya sudah minta KPU provinsi dan kabupaten kota untuk menindaklanjuti laporan atau temuan ini diperiksa secara faktual," tandas Arief Budiman.

Di ILC, Karni Ilyas Sebut Hoaks Tak akan Berpengaruh pada Hasil Pencoblosan

Sebelumnya diberitakan dari Kompas, sejumlah peringgi BPN mendatangi kantor KPU lantaran telah menemukan adanya dugaan data tidak wajar dalam DPT Pemilu 2019, Senin (11/3/2019).

Hal itu disampaikan juru Kampanye BPN, Ahmad Riza Patria saat di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (11/3/2019).

"Kami temukan ya, ada yang enggak wajar itu 17,5 juta (data) itu," kata Riza Patria.

"Di antaranya bertanggal lahir 1 Juli (jumlahnya) 9,8 juta (pemilih)."

"Ada yang lahir 31 Desember (jumlahnya) 3 juta sekian, yang lahir tanggal 1 bulan Januari (jumlahnya) 2,3 juta sekian. Ini yang kami anggap tidak wajar," imbuhnya.

Menurutnya ada lompatan yang sangat signifikan dalam grafik itu.

Halaman
123