Terkini Daerah

Orang Utan di Aceh Ditembak 74 Peluru hingga Kritis, Kementerian Kehutanan Beri Kecaman Keras

Penulis: Atri Wahyu Mukti
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Orangutan

TRIBUNWOW.COM - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengecam keras penembakan terhadap orang utan yang terjadi di Aceh.

Kecaman itu disampaikan Kementerian LHK melalui akun Instagram resminya @kementerianlhk, Rabu (13/3/2019).

Pasalnya, Kementerian LHK menemukan orang utan terluka dengan 74 peluru yang mendarat di seluruh badan hewan dilindungi itu.

Kementerian itu menjelaskan bahwa penemuan induk orang utan tersebut diketahui setelah pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh mendapat laporan dari warga setempat di Desa Bunga Tanjung, Kota Subulussalam, Aceh.

Selain itu, ditemukan pula bayi orang utan yang juga dalam kondisi memprihatinkan.

Lempari orang utan dengan Batu saat Makan Durian Miliknya, Wanita Ini Digigit di Bagian Wajah

Kementerian LHK menjelaskan bahwa bayi orang utan tersebut mengalami kekurangan nutrisi dan mati saat hendak dievakuasi.

Peristiwa tersebut lantas mendapat kecaman keras dari kementerian LHK dan menyebut akan mengusut tuntas kasus kematian bayi orang utan dan penganiayaan induknya.

"Kritis, orang utan Sumatera Ditembak 74 Peluru di Aceh

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh melakukan evakuasi orang utan sumatera (Pongo abelii) di kebun warga tepatnya di Desa Bunga Tanjung Kecamatan Sultan Daulat Kota Subulussalam setelah mendapat laporan dari masyarakat, Sabtu (9/3).

Tim BKSDA Aceh bersama dengan personel WCS-IP dan HOCRU-OIC turun ke lokasi dan berhasil mengevakuasi dua individu orang utan terdiri dari anak dan induknya, Minggu (10/3).

Dari pemeriksaan awal di lapangan, diketahui bahwa induk orang utan dalam kondisi terluka parah karena benda tajam pada tangan kanan, kaki kanan serta punggung.

Selain itu didapati juga kedua mata induk orang utan terluka parah karena tembakan senapan angin.

Sedangkan bayi orang utan yang berumur 1 bulan, dalam kondisi kekurangan nutrisi parah dan shock berat.

Tim kemudian bergegas membawa kedua orang utan tersebut ke Pusat Karantina orang utan di Sibolangit, Sumatera Utara, yang dikelola Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) melalui Program Konservasi orang utan Sumatera (SOCP), untuk dilakukan perawatan intensif. Namun dalam perjalanan anak orang utan mati diduga karena malnutrisi.

Dari hasil pemeriksaan x-ray di Pusat Karantina orang utan, ditemukan peluru senapan angin sebanyak 74 butir yang tersebar di seluruh badan. Kondisi orang utan masih belum stabil sehingga masih akan berada di kandang treatment untuk mendapatkan perawatan intensive 24 jam.

Halaman
12