TRIBUNWOW.COM - Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Viryan Azis menanggapi kritikan dari mantan anggota KPU Pemilu 2004, Chusnul Mar'iyah terkait bagaimana cara verifikasi data tidak wajar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang sedang ramai diperbincangkan.
Dilansir oleh TribunWow.com, hal itu disampaikannya saat menjadi narasumber acara Indonesia Lawyers Club (ILC) bertajuk "Kubu 02 Mencurigai DPT Pemilu 2019" yang tayang live di TV One, Selasa (12/2/2019).
Mulanya Chusnul tampak melontarkan kritiknya kepada KPU terkait metode, waktu, dan bagaimana caranya KPU memverifikasi data tidak wajar dalam DPT seperti yang dilaporkan oleh Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno.
"Secara statistik, kroscek yang harus dilakukan, metode yang harus dimiliki, jadi biasanya kalau kita bicarakan solusi kan 5W1H, what, who, where, when, why, dan how to fix it," papar Chusnul.
"Timeline when, timeline-nya ini sampai kapan."
"Dan bagaimana caranya KPU ini bisa meyakinkan kepada rakyat Indonesia, dalam konteks ini rakyat yang saya maksud adalah pemilih, bahwa suara kita itu tidak dimanipulasi," sambungnya kemudian.
• Di ILC, Karni Ilyas Sebut Hoaks Tak akan Berpengaruh pada Hasil Pencoblosan
Kritikan itu lantas ditanggapi oleh Viryan Azis.
"Poinnya adalah yang dimaksudkan kami tindak lanjuti, ya memang data tersebut kita kerjakan," jelas Viryan Azis
"Bagaimana caranya? Bagi KPU dan penyelenggara KPU, data tersebut harus benar di atas meja dan benar di lapangan, dalam bahasa lain verifikasi administasi dan verifikasi faktual," sambungnya.
Saat menjelaskan itu, terlihat Chusnul bertopang dagu mendengarkan pemaparan Viryan Azis.
Chusnul tampak mendengarkan dengan seksama apa yang disampaikan komisioner KPU itu.
Chusnul Mar'iyah tampak bertopang dagu saat mendengarkan penjelasn Viryan Aziz, Selasa (12/3/2019). (Capture live TV One)
Pada kesempatan itu Viryan Azis mengatakan, pihaknya masih melakukan verifikasi untuk memastikan antara data yang dilaporkan BPN dengan data-data terkait.
"Sampai malam hari ini tim kami masih bekerja untuk memverifikasi secara detail terkait dengan jumlah yang disampaikan oleh BPN 02 ini sudah kami pastikan sama angkanya," ungkap Viryan Aziz.
"Karena penting untuk memastikan dulu antara angka yang disampaikan BPN 02 dengan kami, yang setelah cek data di dalam hardisknya diberikan kepada kita, nah kemudian kami akan mencari sebarannya," tandasnya.
Saat memaparkan pernyataan itu, terlihat Chusnul bertopang dagu lagi sembari memperhatikan penjelasan Viryan Azis.
Viryan Azis menjelaskan bahwa pihaknya tentu perlu waktu untuk mengklarifikasi laporan tersebut.
• Karni Ilyas Ungkap Dapat Foto-foto Penangkapan Andi Arief dari Seseorang, Rachland Nashidik Tertawa
Sebelumnya diberitakan dari Kompas, sejumlah petinggi BPN mendatangi kantor KPU lantaran telah menemukan adanya dugaan data tidak wajar dalam DPT Pemilu 2019, Senin (11/3/2019).
Hal itu disampaikan juru Kampanye BPN, Ahmad Riza Patria saat di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (11/3/2019).
"Kami temukan ya, ada yang enggak wajar itu 17,5 juta (data) itu," kata Riza Patria.
"Di antaranya bertanggal lahir 1 Juli (jumlahnya) 9,8 juta (pemilih)."
"Ada yang lahir 31 Desember (jumlahnya) 3 juta sekian, yang lahir tanggal 1 bulan Januari (jumlahnya) 2,3 juta sekian. Ini yang kami anggap tidak wajar," imbuhnya.
Menurutnya ada lompatan yang sangat signifikan dalam grafik itu.
"Karena menurut grafik yang lain-lain itu kurang lebih berkisar 400-500 ribu. Ini ada lompatan yang luar biasa sampai 10 kali, bahkan 20 kali," jelas Riza Patria.
• Ahmad Riza Patria: Apa yang Disampaikan Amien Rais Tidak Berlebihan
Dari temuan itu, Riza menceritakan bahwa KPU berjanji untuk memperbaiki DPT pemilu.
"KPU janji akan perbaiki, revisi dan perbaiki. Kami harap semua masyarakat sama-sama kawal dan pastikan agar DPT bersih, nggak ada manipulasi ganda dan kesalahan lain sehingga pemilu berkualitas," kata Riza Patria.
Pihaknya juga akan melakukan pertemuan dengan Ditjen Dukcapil untuk mengklarifikasi data tak wajar tersebut.
Simak video selengkapnya: