TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menanyakan, apakah Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak boleh dipersalahkan atas kebebasan berpendapat yang menurutnya semakin dibatasi.
Diberitakan TribunWow.com, hal tersebut disampaikan Fahri Hamzah melalui akun Twitter @Fahrihamzah, Kamis (7/3/2019).
Pernyataan Fahri mengenai kebebasan berpendapat ini menyusul kabar penangkapan dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang juga merupakan aktivis HAM, Robertus Robert.
• Fahri Hamzah Sebut Penangkapan Aktivis HAM Robertus Robert sebagai Tragedi
Dalam kicauannya itu, Fahri Hamzah menyebutkan bahwa orang-orang yang biasanya memiliki pendirian tentang kebebasan sipil, kebebasan berpendapat, Hak Asasi Manusia (HAM), dan lain sebagainya, sudah mulai hilang.
Namun, orang-orang tersebut kemudian mulai menyesal, setelah Robert ditangkap.
Fahri menilai bahwa orang-orang tersebut munafik dan menyebalkan.
Menurut Fahri, saat Ratna Sarumpaet, Ahmad Dhani, Neno Warisman, dan lain-lain ditangkap dan dipersekusi, orang-orang itu justru menikmatinya.
Fahri lantas membandingkan dengan Robert yang dulu keras menyampaikan kritik keras di kampus.
Ia menilai, dulu di era orde baru, kampus masih bisa menegakkan mimbar akademiknya.
Fahri juga menyebutkan bahwa meski kritis, Robert dulu tidak pernah ditangkap karena berbicara.
Fahri juga mempertanyakan situasi sekarang dimana aparat dapat ke kampus dan melarang duskusi dan seminar.
Ia juga membahas soal kelompok sipil bersenjata tajam yang memburu pembicara hingga ke bandara.
Fahri mengaku, ia juga pernah mendapatkan perilaku serupa.
Atas itu semua, Fahri lantas bertanya apakah Presiden Jokowi tidak boleh disalahkan.
Berikut kicauan lengkap Fahri Hamzah mengenai hal tersebut: