TRIBUNWOW.COM - Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 02 Sandiaga Uno keluarkan dana cukup besar untuk dana kampanye hingga menjual saham.
Pada laporan trakhir Sandiaga Uno telah menggelontorkan dana sebesar Rp95,4 milyar.
Sedangkan dana kampanye pasangan calon (paslon) nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sadiaga Uno telah mencapai 134 milyar.
• Momen ketika Sandiaga Uno Berdebat dengan Najwa Shihab soal Pernyataan Prabowo Negara akan Punah
Dana kampanye yang besar tersebut dianggap tidak sehat oleh Sandiaga Uno.
Hal tersebut disampaikan oleh Sandiaga Uno pada acara Mata Najwa bertajuk "Sandi Sandiaga Uno" yang tayang live di Trans7 pada Rabu (27/2/2019).
Sanidaga Uno mengatakan dana kampanye sangat mahal hingga perlu strategi untuk menekan dana.
Saat ditanya berapa ongkos bajet yang dikeluarkan, Sandiaga Uno menjelaskan trik yang dipakai sama dengan saat kampanye pencalonan gubernur DKI Jakarta.
"Terus terang menurut saya, saya alhamdulillah enam bulan sudah berjalan, semenjak Agustus kita melakukan inovasi-inovasi dalam kampanye kita untuk menurunkan biaya," jelas Sandiaga.
"Jadi di awal itu kita itu enggak punya bayangan sama sekali, Pak Prabowo bilang 'kamu coba budget-kan anggarkan dana kampanye berdasarkan dengan gaya kampanye yang kemaren dilakukan di DKI', karena di DKI itu kita juga berhasil menekan dan kampanye."
Dan dengan kita sekarang sudah 6 bulan bersosialisasi, berkampanye di masyarakat ini, banyak sekali penghemat-penghematan," tambah Sandiaga.
• Hingga Februari Total Penerimaan Dana Kampanye Prabowo-Sandiaga Capai Rp 134 Miliar
Najwa menambahkan pertanyaan berapa dana terbesar dalam kampanye.
Sandiaga menjelaskan bahwa biaya terbesar adalah pembiayaan saksi di tiap Tempat Pemunguta Suara (TPS).
"Sekarang kita bisa lihat bajet terbesar untuk saksi, TPS ada 810 ribu kalo dua orang saksi, kita harus siapkan 1,6 juta saksi. Ini biaya terbesar yang saya sama Pak Prabowo masih garuk-garuk kepala, sampek sekarang belum ketemu. Belum ketemu bagaimana membiayai ini," jelas Sandiaga.
Dari pernyataannya tersebut Sandiaga merasa biaya kampanye tidak sehat.
"Dan ini menjadi pertanyaan kita, ke depan bagaiama ada satu kebijakan yang para politisi, pemerintah, civil society duduk sama-sama untuk menurunkan biaya politik ini secara signifikan, karena menurut kami ini enggak sehat," tambah Sandiaga.