TRIBUNWOW.COM - Pekerja Seni, Sudjiwo Tedjo, hadir di acara E-Talkshow tvOne yang tayang, pada Jumat (18/1/2019) malam.
Tak sendiri, ada pula calon presiden fiktif, Nurhadi hadir di acara tersebut.
Bersama dengan Wahyu Muryadi selaku pembawa acaranya, mereka berbincang hangat soal fenomena kemunculan capres dan cawapres fiktif, Nurhadi-Aldo.
Awalnya, Sudjiwo Tedjo menanggapi kemunculan Nurhadi sebagai sebuah penerang dari banyaknya letupan yang terjadi jelang pemilihan presiden yang akan digelar pada 17 April itu.
• Media Asing Soroti Capres-Cawapres Fiktif Nurhadi-Aldo yang Viral di Media Sosial
"Sebenarnya dalam sejarah manapun, selalu ada letupan-letupan. Kalau di dalam sejarah itu biasanya disebut kaum urakan. Kaum urakan itu beda dengan kurang ajar. Kalau k0urang ajar itu melanggar aturan untuk gaya-gayaan, kalau urakan melanggar aturan tapi tujuannya untuk menuruti hati nurani," kata Sudjiwo Tedjo.
"Pak Nurhani, Nur itu kan cahaya, Hadi itu petunjuk. Cahaya yang memberi petunjuk," imbuh Sudjiwo Tedjo.
Menurut Sudjiwo Tedjo, kehadiran Nurhadi yang notabene seorang tukang pijat di tengah kontestasi politik yang sedang panas ini adalah untuk mencairkan suasana.
"Pak Nurhadi ini dikirim sama alam, kenapa dalam situasi macet kaya gini, yang dikirim tukang pijat? Karena bukan untuk pijitin badan bangsa Indonesia, tapi pijitin logika bangsa Indonesia," ujar Sudjiwo.
Sudjiwo Tedjo meyakini, banyak pihak yang curiga kalau kehadiran Nurhadi itu sebagai ajakan untuk golput.
Tapi, ia juga yakin pasti Nurhadi sudah dihubungi oleh pihak KPU.
Usai berbincang, keduanya lantas bermain games yang dipandu oleh Co-host E-Talkshow.
Keduanya membuat simulasi debat Pilpres 2019.
Co-host memberikan sejumlah pertanyaan mulai dari hukuman koruptor, hingga mengurangi tingkat jomblo.
Saat membahas soal 'kaum jomblo', Sudjiwo meminta agar kaum jomblo tidak sombong.