TRIBUNWOW.COM - Pekerja Seni, Sudjiwo Tedjo, memberikan pendapatnya setelah sejumlah bintang tamu tampak berdebat di program Indonesia Lawyers Club (ILC) di TV One, Selasa (15/1/2019) malam.
ILC yang membahas tema 'Menjelang Debat Capres: Penegak Hukum di Mata 01 & 02' itu memang menghadirkan sejumlah pejabat hingga pengamat politik.
Dari Direktur Lembaga Pemilih Indonesia Boni Hargens, Politisi PDIP Henry Yosodiningrat, Pengamat politik Rocky Gerung, Relawan TKN Joko Widodo-Ma'ruf Maman Immanulhaq, penggagas Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, dan tamu lainnya.
• Soal Penegakan HAM, Refly Harun: Penting Didiskusikan tapi Barangkali Tidak Penting untuk Dikerjakan
• Video Detik-detik Amblesnya 10 Ruko di Tebing Sungai Batang Masumai Jambi
Dalam acara itu, Sudjiwo Tedjo mengungkapkan dua rasa keberatannya dalam Pilpres 2019 ini.
Pertama, dirinya mengatakan bahwa debat pilpres selalu berlangsung secara formal.
Padahal, saat para pejabat dan pengamat politik berdebat di depannya dalam acara tersebut, Sudjiwo Tedjo hanya menikmati saat-saat tertawa.
"Yang saya nikmati (dari debat) tadi waktu ketawa-ketawanya sama Yosodiningrat sama Rocky sama Boni, terus disambung sama Maman yang soal Nasdem tadi, kalau ada apa-apa ke partai itu, bagi saya sangat manusiawi, dan itu enggak akan ada di debat nanti," ungkap Sudjiwo Tedjo.
"Pejabat itu punya kelemahan, begini lho pak Karni, dari RT ini keluhannya berbagai sutradara di Indonesia termasuk saya kalau nyutradarai. Rapat RT bisa reriungan tapi kalau sudah rapat jadi formal," ujar Sudjiwo Tedjo.
"biasanya pak RT batu-batuk, jadi resmi. Dari Slamet Rahardjo sampe sekarang bikin film yang natural tentang pertemuan RT aja susah. Itu keberatan pertama," tambah Sudjiwo Tedjo.
Kemudian, dirinya mengatakan bahwa debat itu hanya kegiatan yang sia-sia.
Apalagi, menurutnya, manusia tidak terikat dengan janji yang diucapkannya.
• Di ILC, Rocky Gerung Tutup Kuping saat Mendengar Penjelasan Boni Hargens soal Pelanggaran HAM
• Cara Kampanye Murah Ala Hengky Kurniawan, Sering Jadi Saksi Nikah
"Keberatan yang kedua, saya cari-cari di Pancasila itu debat itu enggak ada, adanya hikmah kebikjasanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan, bukan dalam perdebatan dan perwakilan," kritik Sudjiwo.
"Yang ketiga, saya punya teori sendiri beda dengan teori Charles Darwin, Kambing dulu terikat pada talinya, sampai sekarang masih terikat pada talinya. Manusia dulu terikat pada kata-katanya, sampai sekarang sudah tidak terikat pada kata-katanya. Kambing stagnan manusia berkembang, jadi untuk apa ada debat kalau semua orang tidak terikat sama janjinya kok. Buang-buang energi," ujarnya.
Sehingga menurutnya, debat untuk pilpres sebaiknya dihentikan untuk pemilihan selanjutnya.
"Jadi, perdebatan mungkin hanya untuk pilpres sekarang aja, tahun depan enggak usah deh," ucap Sudjiwo Tedjo.