Dalam kesempatan itu, Fatah menyampaikan tiga harapannya kepada Jokowi, antara lain tentang kesejahteraan, sertifikasi, dan inpassing.
"Ada banyak usulan dari bapak dan ibu guru," tutur Fatah seperti dikutip dari Tribunnews.com, Jumat (11/1/2019).
"Pertama soal profesionalisme dan kesejahteraan."
"Kami PGSI berjuang lama ingin jadi PNS (Pegawai Negeri Sipil)."
"Kami paham ini terkait regulasi yang ada. PGSI siap untuk seleksi PNS," sambungnya.
Harapan lainnya, para guru swasta ini ingin adanya kemudahan dalam sertifikasi dan inpassing.
"Kami pahami Pak Presiden, bagi guru yang belum bersertifikasi, maaf, gajinya pasti jauh dari kelayakan."
"Tapi kami guru swasta tidak cengeng. Kami tetap komit mendidik dan mencerdaskan bangsa," imbuh Fatah.
• Tuntut Mahfud MD Tanggung Jawab, Andi Arief: Bisa Gantikan Luka Anak, Istri, dan Keluarga Saya?
Demo Guru di Depan Istana Negara
Terkait demo guru yang sempat disinggung oleh Gerindra, itu merupakan demo pada November 2018 lalu.
Dikutip dari Kompas.com, para guru berdemo menuntut perbaikan nasib mereka.
Para peserta aksi bahkan bermalam di depan Istana Negara.
Menurut Deputi IV Kantor Staf Presiden Eko Sulistyo, para guru yang berdemo sebaiknya mengajukan surat permohonan bertemu kepada presiden.
"Presiden tidak bisa dadakan begitu. Saya sarankan, kalau misalnya mau ketemu presiden jangan begitu, ajukan surat, ajukan apa," kata Eko, 1 November 2018.
Dia menilai, tuntutan para guru yang ingin diangkat menjadi pegawai tetap adalah soal teknis.