Terkini Daerah

Mbah Parno, Pelayan Arsitek Masjid Istiqlal yang Bertemu Soekarno dan Diancam Ditembak Soeharto

Editor: Astini Mega Sari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mbah Suparno, pegawai Masjid Istiqlal yang dapat hadiah rumah dari Kementerian Agama ditemui di rumahnya di Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (7/1/2019).

Selain sosok Silaban, Mbah Parno juga kerap melayani Panglima TNI kala itu, Jenderal Soeharto.

Soeharto tak kalah galaknya dengan Silaban.

Mbah Parno bahkan mengaku pernah mau ditembak.

Saat itu, Mbah Parno menyuguhi pisang ke meja Soeharto. Namun tak berapa lama, ajudan Soeharto memanggilnya.

"Saya dipanggil, dia pegang pistol, tanya 'Kamu mau ditembak?'," ujar Parno.

Parno saat itu hanya kebingungan lantaran tak tahu apa salahnya.

"Dia marah karena pisangnya rasanya sepat. Waktu beli di Pasar Baru kan saya beli saja pisang yang gede, pisang raja. Rupanya dia tidak suka," kata Parno.

Parno pun meminta maaf. Namun tak lama, Soeharto menghampiri dirinya untuk minta maaf. Soeharto mengaku hanya bercanda.

Jalan kaki dan bersyukur

Setelah menjadi kuli dan pelayan, Mbah Parno ditawari tetap bekerja di Istiqlal sebagai pengantar surat.

Setiap pagi, ia berjalan kaki dari kontrakan mungilnya di Gang Mangga, Kemayoran ke Masjid Istiqlal.

Untuk mengantar surat di Gedung Pos di Lapangan Banteng pun ia kerap berjalan kaki.

Polisi Kembali Amankan 1 Orang terkait Kasus Hoaks Surat Suara Tercoblos

"Saya enggak mau naik angkutan umum. Sering diajak bareng sama orang Kemenag dan orang Setneg pun saya tidak mau. Lebih suka jalan kaki," kata Parno.

Seiring bertambahnya usia, pekerjaan Mbah Parno semakin mudah.

Di hari tuanya, ia bekerja sesukanya mengatur saf salat. Ia bahkan tak perlu absen.

Halaman
1234