Kabar Tokoh

Kediaman Andi Arief Didatangi Polda Lampung, Kerabat: Itu Sudah Bukan Rumahnya Lagi

Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief

TRIBUNWOW.COM - Pihak keluarga Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief membenarkan pernyataan Andi Arief sebelumnya terkait adanya petugas dari Polda Lampung yang mendatangi rumahnya.

Namun, pihak keluarga menyebutkan, rumah tersebut sebenarnya bukan lagi menjadi rumah Andi Arief karena sudah dijual.

"Iya kami dengar rumah Andi Arief yang di Kedaton itu didatangi tim dari Polda, tapi itu bukan rumah bang Andi lagi, karena sudah dijual, " kata kerabat Andi Arief, Rachmat Husen, Jumat (4/1/2019), seperti dilansir TribunWow.com dari Tribun Lampung.

Husen lantas menjelaskan, rumah yang didatangi polda Lampung itu adalah bekas rumah Andi Arief yang terletak di Jalan Perkutut Kedaton, Bandar Lampung.

Hinca Panjaitan: Andi Arief Sangat Terbuka bagi yang Ingin Minta Keterangan, Ia Tidak Berupaya Kabur

Sementara itu, saat ini kediaman orangtua Andi Arief terletak di Jalan Pakis Kawat Enggal, Bandar Lampung.

Diketahui, pernyataan Rachmat Husen adalah bentuk klarifikasi dari apa yang dituliskan Andi Arief di laman Twitternya, @AndiArief__, Jumat (4/1/2019).

Melalui kicauan, Andi Arief mengaku rumahnya yang berada di Lampung digeruduk oleh dua mobil kepolisian.

Andi Arief memaparkan, dua mobil Polda yang datang kerumahnya itu mengaku sebagai Tim Cyber.

Andi Arief kemudian mempertanyakan Kapolri terkait apa kesalahannya.

Ia menegaskan bersedia hadir dengan cara baik-baik apabila dipanggil oleh pihak kepolisian.

"Rumah saya di lampung digerudug dua mobil Polda mengaku cyber.

Pak Kapolri, apa salah saya. Saya akan hadir secara baik-baik kalau saya diperlukan.

Pak Kapolri, jangan kejam terhadap rakyat. Salah saya apa.

Kenapa saya hendak diperlakukan sebagai teroris. Saya akan hadir jika dipanggil dan diperlukan.

Ini bukan negara komunis. Penggerudukan rumah saya di Lampung seperti negara komunis.

Halaman
12