"Jika lihat, Rasio utang kita (Indonesia) memang cukup tinggi, tetapi tidak tinggi sekali, jika dibandingkan dengan negara lain, jika dihitung jumlah penduduk sebesar 260 juta penduduk, kira-kira utang kita 997 dollar AS per kepala," ungkap Sri Mulyani.
• Ferdinand Hutahaean Sebut Kicauan Andi Arief Justru Selamatkan Jokowi-Maruf dari Fitnah
Namun, saat ini jumlah utang Indonesia masih dalam tahap yang wajar jika dibandingkan negara lain seperti Amerika Serikat dan Jepang yakni masing-masing 62.000 dollar AS per kepala dan 82.000 dollar AS per kepala.
Menurut Sri Mulyani, besaran utang sebesar 997 dollar AS per tidak akan memberatkan penduduk Indonesia, karena saat ini dari 260 juta penduduk 40 persennya adalah usia muda dan produktif.
Dia juga menegaskan, pemerintah juga terus berusaha menekan agar jumlah utang Indonesia tidak terlampau tinggi dengan mengoptimalkan dan peningkatan penerimaan pajak.
"Di Jepang itu 85.000 dollar AS per kepala, dan jangan lupa kalau Jepang itu adalah populasinya yang aging (penuanaan), orangnya sudah sepuh, jadi buat mereka masih punya utang 85.000 dollar AS per kepala tapi hidupnya tinggal beberapa tahap ke depan," paparnya.
• Fokus ke Masalah Ekonomi, Sandiaga Uno: Saya Tak Pernah Ditanya Kapan Mau Bangun Infrastruktur
Sebelumnya, Sri Mulyani menjelaskan lima pencapaian dalam realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 yang menghasilkan kinerja sangat positif salah satunya yaitu pendapatan negara melampaui target sebesar 102,5 persen.
Realisasi APBN 2018 tersebut disampaikan Sri Mulyani melalui akun Instagram pribadinya @smindrawati, Kamis (3/1/2019).
Lima capaian Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam realisasi APBN 2018.
Mulai dari defisit dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang lebih kecil, pendapatan negara lampaui target hingga pembiayaan anggaran lebih rendah dari target sebelumnya.
Walaupun penyampaian realisasi APBN biasa dilakukan secara rutin, namun kali ini merupakan realisasi APBN final tahun anggaran 2018.
Dari situlah bisa diketahui secara pasti realisasi penerimaan negara, belanja negara, defisit APBN, keseimbangan primer hingga pembiayaan utang selama 2018.
"Dengan pengelolaan yang sangat hati-hati dan bertanggung jawab, realisasi APBN 2018 menghasilkan kinerja yang sangat positif dan kredibel.
1. Defisit 1,76% dari PDB yang lebih kecil dari target 2,19%
2. Keseimbangan primer defisit sebesar Rp1,8 triliun , sangat jauh dari target sebesar Rp87,33triliun
3. Pendapatan negara melampaui target sebesar 102,5 persen
4. Belanja negara dapat optimal 99,2%
5. Pembiayaan anggaran lebih rendah Rp 25,5 triliun dari target
Kami optimis memasuki tahun 2019 dengan terus meningkatkan kewaspadaan.
Jakarta, 2 Januari 2019," tulisnya.
(TribunWow.com/Rekarinta Vintoko)