TRIBUNWOW.COM - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN), Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily menduga ada pihak-pihak yang dengan sengaja menyebarkan kabar hoaks soal surat suara tercoblos.
Hal tersebut dijelaskan Ace lantaran ingin menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pemilu.
Diketahui, kabar surat suara tercoblos beredar luas di masyarakat melalui pesan WhatsApp dan juga akun media.
Beredar sebuah rekaman suara laki-laki yang memberikan informasi soal surat suara tercoblos tersebut.
• Ramai Isu Surat Suara Tercoblos, Ini Deretan Hoaks Pilpres 2019, Termasuk Foto Dian Sastro
Kubu Jokowi kemudian bereaksi lantaran surat suara yang tercoblos tersebut memilih pasangan Jokowi-Ma'ruf.
Dikutip dari Tribunnews.com, Ace Hasan menilai ada skenario yang sedang dibangun dengan penyebaran berita hoaks surat suara tercoblos itu.
Skenario tersebut yakni pengondisian ketidakpercayaan terhadap penyelenggara pemilu.
Bahkan, skenario yang dilakukan menggunakan cara-cara yang tidak benar.
Pelaku penyebaran berita hoaks surat suara tercoblos itu mengahalalkan segala cara untuk mencapai tujuan politik mereka.
• Tanggapi Ucapan Hasto Kristiyanto soal Hoaks Surat Suara Tercoblos, Andi Arief: Saya Imbau Dicek
"Besar kemungkinan ada yang sedang merancang skenario untuk dari awal untuk mendelegitimasi hasil pemilu dengan alasan pemilu curang," terangnya Kamis (3/1/2019).
Ace Hasan lantas menjatuhkan dugaan siapa pelaku penyebaran berita hoaks surat suara tercoblos yang mencatut kubu Jokowi-Ma'ruf.
"Ini jelas tindakan yang berbahaya. Sudah pasti dilakukan oleh pihak yang tidak siap kalah," ujar Ace Hasan.
• Tanggapan BPN Prabowo-Sandi soal Hoaks Surat Suara Tercoblos: Andi Arief Korban Jangan Dibalikin
Ace Hasan juga melihat kabar surat suara tercoblos tersebut berurutan setelah skenario lain juga sudah pernah dilakukan.
Skenario tersebut menurut Ace yakni soal KTP elektronik yang dimusnahkan, pemilih hantu, sampai dengan yang terakhir ini, yakni surat suara yang didatangkan dari China.
"Cara-cara seperti ini harus dihentikan," kata Ace Hasan.