Erupsi Gunung Anak Krakatau

5 Hal yang Membuat Erupsi Gunung Anak Krakatau Unik dan Langka, Baru Pertama Kali Terjadi

Penulis: Nila Irdayatun Naziha
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gunung Anak Krakatau

"Kerasnya suara dentuman yang terbawa angin, diduga kuat juga bercampur dengan petir dan hujan di kawasan yang dilintasinya sehingga menghasilkan suara dahsyat hingga membuat kaca sampai bergetar." terangnya.

Status Gunung Anak Krakatau meningkat jadi level III (siaga) hari ini, Kamis (27/12/2018), terdengar suara dentuman beberapa kali. (Tribunnews.com)

Volume Tubuh Gunung Anak Krakatau Berkurang hingga Lebih dari Setengah, Berikut Dampaknya

5. Munculkan Kejadian Langka

Dikutip dari laman Instagram resmi @infobmkg Minggu (30/12/2018), BMKG mencatat bahwa peristiwa tsunami akibat dari longsoran dan erupsi gunung apai merupakan satu kejadian yang langka.

Hal tersebut juga membuat belum adanya sistem peringatan dini tsunami untuk kasus tsunami yang dipicu adanya longsoran.

Menurut BMKG, tsunami yang disebabkan oleh longsoran hanya terjadi sekitar 3 persen dan yang disebabkan oleh gunung api hanya sebesar 5 persen.

Lebih dari 80 persen tsunami, biasanya disebabkan oleh aktivitas gempa tektonik.

Lantaran data tersebut, menjadi suatu kewajaran jika pemerintah di berbagai belahan dunia lebih memfokuskan untuk membangun sistem peringatan dini tsunami akibat dari gempa tektonik yang kejadiannya lebih sering terjadi.

Sampai degan saat ini, belum ada sistem peringatan dini soal tsunami akibat dari erupsi gunung api meskipun beberapa negara melakukan pengkajian.

 (TribunWow.com)