Dari hasil pemeriksan CCTV tersebut didapat titik terang.
Dari rekaman CCTV tersebut diketahui cara Said melarikan diri.
Ia kabur usai menjalani persidangan.
Hal itu terlihat ketika Said menaiki mobil Livina milik oknum pegawai TU berinisial YUN.
"Ternyata pegawai TU kami yang membantu pelarian napi tersebut menggunakan Mobil Livina-nya," kata Oga.
Sebelumnya pegawai YUN, diketahui oleh Oga, menjalin hubungan asmara dengan napi Said.
Karena kedekatan itulah, belakangan pegawai itu dipindahkan ke bagian tata usaha guna membatasi kedekatan keduanya.
• Fakta-fakta Kecelakaan Maut di Bumiayu Brebes, Kronologi hingga Identitas Korban
"Namun dipindahkannya YUN malah membuat dia melakukan aksi nekat dengan membantu napi melarikan diri," ungkapnya.
Berdasarkan informasi yang didapat, YUN selain berpacaran dengan Said, juga dijanjikan uang Rp 2 miliar.
Uang itu akan diberikan bila YUN bisa membantu napi kasus narkoba itu melarikan diri.
"Sekarang pegawai itu masih menjalani pemeriksaan atas ulah yang dilakukannya," ungkap Oga.
Selama ini, kata Oga, kapasitas di Rrutan Cipinang adalah 1.100 orang.
Namun, jumlah napi yang ada saat ini dinilai melebihi kapasitas karena lebih tiga kali lipat dari kapasitas yang ada.
"Jadi sudah kelebihan. Dan kami menampung empat wilayah hukum di Jakarta dan Kepuluan Seribu. Dan pindahan dari Medan," katanya.
Oga mengatakan, jumlah anggota yang minim juga jadi kendala untuk menjaga rutan yang sudah melebihi itu.
Terlebih, kekuatan regu jaga mereka hanya 20 orang per-regu yang harus menjaga ribuan orang.
"Pos atas empat orang, pintu pengamanan depan tiga orang, pintu tengah tiga orang, komandan dan wakil dua orang, sisanya satu orang mengawasi," katanya.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Napi Rutan Cipinang Kabur, Asmara dan Uang Dibalik Kaburnya Narapidana Narkotika