Jusuf Kalla menuturkan ia telah membaca hasil survei dan mengaku tidak paham mengapa kantor masjid di kantor Menko menjadi masjid yang paling di katakan radikal.
"Jangan kita salah pengertian, dan itu berbahaya sekali, dan saya baca laporannya, yang radikal berat, justru kantor Menko, justru ingin membina bangsa ternyata radikal."
"Waduh, hati-hatilah membuat studi seperti itu. berbahaya untuk kita pahami." terang Jusuf Kalla.
• Di Balik Layar ILC, Sudjiwo Tejo dan Ali Ngabalin Perdebatkan Masalah Empek-Empek
2. Eggi Sudjana : Penelitiannya Ngawurisme
Dewan penasihat Persaudaraan Alumni (PA) 212, Eggi Sudjana juga memberikan tanggapannya terkait servey tersebut.
Menurut Eggi, studi yang dilakukan P3M itu tidak melewati objektivitas dan proses yang sistematis.
"Yang pertama objektivitas, yang kedua sistematis. yang ketiga toleran. Objektif dimaknai dengan tidak melihat lawannya subjektif. Sistematis kita tahu tahapannya tidak loncat-loncat."
"Kemudian kalau sudah objektif dan sistematis diterima dan dimaknai dengan kajian yang benar, kita harus mengakui dan toleran menerima karena itulah kebenaran," ujar Eggi.
Eggi mengatakan dasar yang disampaikan Agus telah salah mengenai pemahaman radikal.
"Dalam perspektif studi ini, saya melihat Agus Muhammad ini penelitiannya ngawur, Jadi kalau mau disebut mustinya ngawurisme. Bukan radikalisme."
"Karena beberapa indikasi yang disebutkan tadi, bahkan indikasi radikalisme tadi adalah satu ajaran atau gagasan yang untuk dilaksanakan mengabaikan dua hal satu konstitusi dan menolak kelompok lain."
"Karena pemahaman radikalisme itu didasari akar, radikal itu akar, dasar kepada ajarannya itu menjadi prinsip untuk ditaati. Jadi tidak ada kata negatif untuk radikal. Tapi kok kita secara intelektual ketakutan disebut radikal. Itu tandanya ngawur." terang Eggi.
• Potong Omongan Eggi Sudjana di ILC, Ali Ngabalin Ditegur Karni Ilyas: Jangan Urusan Itu
3. Ustaz Haikal Hassan : Studi Belum Matang
Ustaz Haikal Hassan menuturkan studi tersebut belum matang dan seharusnya jangan disampaikan ke publik.
"Masalahnya belum mateng, kenapa dijual, dikasihkan ke BIN. Disampaikan ke publik untuk digoreng, bukan riset yang ilmiah, bahkan saya lihat masjid B di sebuah lembaga, ini yang bapak email (data) ke saya. Sikap penceramah detik ke 5, sudah menyindir agama lain, kan baru Assalamualaikum. Ini bagaimana ya?" tanya Ustaz Haikal Hasan.