Pesawat Lion Air Jatuh

Dua Minggu Setelah Black Box Ditemukan, Percakapan Terakhir Pilot Lion Air JT 610 Akhirnya Terungkap

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Bobby Wiratama
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bhavye Suneja, pilot pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta - Pangkalpinang yang jatuh di Perairan Karawang, Senin (29/10/2018). Disebut dipinang oleh sebuah maskapai besar asal India.

ATC sempat meminta Batik Air untuk 6410 yang berada di sekitar area untuk mengecek secara visual maupun radar posisi dari Lion Air JT 610.

Akan tetapi, Batik Air tidak menemukan keberadaan Lion Air JT 610.

Mengenang Korban Lion Air JT 610 PK-LQP, Keluarga dan Crew Tabur Bunga di Laut Karawang

Dilansir dari tribun-video.com menurut hasil inverstigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) berhasil menemukan fakta bahwa, Lion Air JT 610 bukan penerbangan satu-satunya yang menggunakan PK-LQP dalam kondisi rusak.

Sebelum jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 ke tanjung Karawang, Senin (29/10/2018), sebelumya sudah tiga kali ditemukan adanya kerusakan yang sama.

Melansir dari Kompas.com hasil investigasi KNKT menyebutkan, pada penerbangan dari Denpasar ke Jakarta, tercatat adanya perbedaan angle of attack (AOA) atau indikator penunjuk sikap pesawat terhadap arah aliran udara.

"Pada penerbangan dari Denpasar ke Jakarta muncul perbedaan penunjukan AOA, yang mana AOA sebelah kiri berbeda atau lebih 20 derajat dibanding sebelah kanan," ujar Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono di gedung KNKT, Jakarta, Rabu (7/11/2018).

Kini, sensor AOA yang telah dilepas itu sudah dibawa ke kantor KNKT untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan di pabrik produsen komponen tersebut di Chicago, Amerika Serikat.

Sementara itu, Kepala Subkomite Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo mengungkapkan, kerusakan AOA ini merupakan salah satu masalah yang muncul di kokpit sedangkan hingga saat ini cockpit voice recorder (CVR) pesawat Boeing 737 MAX 8 itu belum ditemukan.

"Kita butuh mendengarkan diskusi mereka apa, bagaimana mereka mengambil keputusan dan bagaimana koordinasi kokpit. Ini yang sangat kita butuhkan dari CVR untuk ditemukan," ungkap Nurcahyo. (*)