"Negara-negara berkembang juga sedang mengalami tekanan pasar yang besar. Dengan berbagai masalah perekonomian dunia, sudah cukup bagi kita untuk mengatakan bahwa winter is coming,” kata Jokowi.
Menurutnya, hubungan atau kerjasama antara negara-negara ekonomi maju semakin lama semakin retak.
Jokowi juga menyinggung hal itu menjadikan kekacauan di sejumlah negara berkembang.
“Lemahnya kerja sama dan koordinasi telah menyebabkan terjadinya banyak masalah, seperti peningkatan drastis harga minyak mentah, dan kekacauan di pasar mata uang yang dialami negara-negara berkembang,” ungkap Jokowi.
Jokowi mengutip pernyataan yang disampaikan oleh Sekjen PBB Antonio Guterres sebelumnya, mengenai upaya skala besar pencegahan kehancuran dunia.
• Ungkap Kekhawatiran Ekonomi Global, Jokowi: Pasar Mata Uang Negara Berkembang Kacau
Sepakat dengan hal itu, Jokowi mengutarakan kini bukan waktunya untuk rivalitas dan kompetisi namun waktunya untuk bekerjasama.
“Sekali lagi, apakah sekarang ini merupakan saat yang tepat untuk rivalitas dan kompetisi? Ataukah saat ini merupakan waktu yang tepat untuk kerjasama dan kolaborasi.
Apakah kita terlalu sibuk untuk bersaing dan menyerang satu sama lain sehingga kita gagal menyadari adanya ancaman besar yang membayangi kita semuanya.
Apakah kita gagal menyadari adanya ancaman besar yang dihadapi oleh negara kaya maupun miskin, oleh negara besar ataupun negara keci?” tutur Jokowi.
Jokowi juga menegaskan, bahwa saat ini kita masuk pada sesi terakhir dari pertarungan ekspansi ekonomi global yang penuh rivalitas dan persaingan.
Ia mengingatkan, bisa jadi situasi yang lebih genting dibanding krisis finansial global 10 tahun yang lalu.
• Kwik Kian Gie: Dalam 5 Tahun Mendatang Tidak Peduli Siapa Presidennya, Rupiah Akan Melemah Terus
Dalam kesempatannya, Jokowi juga berharap pada para peserta IMF-World Bank untuk menjaga komitmen dan kerjasama global.
“Kami bergantung kepada Bapak/Ibu semuanya, para pembuat kebijakan moneter dan fiskal dunia untuk menjaga komitmen dan kerjasama global,” kata Jokowi.
Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Managing Director IMF Christine Lagarde, Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim, para kepala Bank Sentral se-dunia, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Mensesneg Pratikno, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. (TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)