Artinya, kata Dedi, bahwa kebohongan itu adalah nol besar.
Sementara target tak tercapai sebelumnya ada upaya, namun belum berhasil.
Misalnya, menekan angka pengangguran, dari target 9 persen, baru tercapai 6 persen.
Menurut Dedi, kalau target tak tercapai disebut bohong, hampir semua pemimpin bisa disebut pembohong.
Termasuk juga anggota DPR, bupati, gubernur yang kerap menjanjikan sesuatu dalam kampanye, namun belum tercapai.
"Karena memang target tak tercapai itu bukanlah sebuah kebohongan. Jadi harus bisa dibedakan antara kebohongan dengan target tak tercapai," ujar mantan Bupati Purwakarta dua periode ini. (*)