TRIBUNWOW.COM - Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menyampaikan permintaan maaf atas pernyataannya terkait kasus dugaan penganiayaan yang menimpa aktivis Ratna Sarumpaet.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut disampaikan Ferdinand melalui laman Twitter @LawanPoLitikJW yang diunggah pada Rabu (3/10/2018).
Dalam kicauannya itu, Ferdinand menuliskan dirinya mengecam Ratna Sarumpaet.
Ferdinand meminta agar capres dan cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mencoret nama Ratna dari tim suksesnya di Pilpres 2019.
Ferdinand menuliskan ucapan maafnya dan menyebutkan bahwa dirinya tidak tahu kalau Ratna berbohong.
Lebih lanjut Ferdinand juga mendesak kepolisian untuk meninjak lanjut kebohongan Ratna Sarumpaet.
• Sambil Menangis, Ratna Sarumpaet: Tidak Ada Penganiayaan, Itu Hanyalah Cerita Karangan
"Saya MENGUTUK @RatnaSpaet dengan keras atas kebohongannya,
dan saya mendesak agar @prabowo dan @sandiuno utk segera mengeluarkan dan mencoret nama Ratana Sarumpaet dari Tim Pemenangan.
Saya juga MINTA MAAF kepada Publik krn sy telah salah membela Ratna.
Sy tdk tau dia bohong.
Sy MOHON MAAF kepada semua pihak, kemarin sy membela Ratna dengan keras sbg empati dan rasa kemanusiaan.
Sekarang terbuka @RatnaSpaet mengaku berbohong.
Atas ini, sy mendesak Kepolisian utk memproses Ratna sarumpaet yang telah menyebabkan semua ini.
Secara pribadi, saya merasa malu dan merasa menjadi korban atas kebohongan @RatnaSpaet , sungguh ini tidak bisa ditolerir.
Ratna harus menerima ganjaran atas kebohongannya.
SAYA MENGUTUK RATNA SARUMPAET ATAS KEBOHONGAN INI.
Saya mengecam keras @RatnaSpaet yang berbohong,
Saya minta agar @prabowo dan @sandiuno serta pak Djoko Santoso mengeluarkan Ratna Sarumpaet dari Tim Pemenangan.
Ini sudah diluar kewajaran, kita semua dibohongi dan jadi korban seperti orang bodoh. Tidak bisa diterima," tulis Ferdinand.
• Bukan Penganiayaan, Ratna Sarumpaet Mengaku bahwa Wajahnya Lebam karena Sedot Lemak
Sementara itu, dalam konferensi pers, Rabu (3/10/2018), Aktivis Ratna Sarumpaet memberikan pernyataan perihal kabar dirinya yang mengalami penganiayaan.
Ratna memulai dengan meminta maaf atas apa yang telah ia lakukan.
Dalam siaran live Facebook Tribunnews.com, Ratna menuturkan jika dia melakukan sedot lemak pada pipi bagian kanannya.
"Tanggal 21, saya mendatangi Rumah sakit menemui dokter bedah plastik, kedatangan saya kesitu, beliau akan menyedot lemak di pipi kiri bawah saya," ujar Ratna.
Ratna mengatakan bahkan dirinya tidak percaya bisa mengarang cerita bohong.
"Saya tidak akan pernah menyangka bahwa saya akan terjebak dalam kebodohan ini," ujarnya.
Saat memberikan pernyataan tersebut, Ratna terlihat menangis.
Ratna mengakui bahwa dirinya melakukan operasi plastik di Rumah Sakit (RS) Khusus Bedah Bina Estetika.
Ibu dari artis Atiqah Hasiholan itu juga mengakui bahwa tindakannya tersebut adalah salah dan tidak ada berhubungan dengan dunia politik.
"Tidak ada penganiayaan. Itu hanyalah cerita karangan untuk saya dan berkembang seperti itu," kata Ratna.
Ratna juga meminta maaf kepada Prabowo atas cerita yang menyebar tersebut.
"Semua pihak yang terdampak dalam perbuatan saya ini mau memaafkan karena saya adalah manusia biasa," tambah Ratna sambil menangis.
• Soal Ratna Sarumpaet, Tagar SaveRioDewanto Jadi Trending Twitter Indonesia
Sementara itu, dilansir dari Kompas.com, Rabu (3/10/2018), Kepolisian Republik Indonesia (Polri) membeberkan hasil penyidikan sementara soal dugaan kasus penganiayaan aktivis Ratna Sarumpaet yang terjadi pada Jumat (21/9/2018).
Jumpa pers tersebut dihadiri oleh jajaran pejabat kepolisian.
Hasil penyidikan tersebut disampaikan pihak kepolisian dalam jumpa pers yang digelar di Mapolda Metro Jaya, Rabu (3/10/2018).
Dalam jumpa pers itu, Nico selaku Direskrimum Polda Metro Jaya mengatakan bahwa polisi belum menemukan indikasi maupun fakta pendukung soal kebenaran kasus pengeroyokan Ratna.
Nico juga menambahkan bahwa kepolisian telah melakukan penyelidikan tapi belum menemukan hal yang mendukung dugaan pengeroyokan itu.
"Katanya yang bersangkutan ikut konferensi internasional. Polda Metro Jaya dan Polda Jabar sudah cek dan belum ditemukan saksi yang melihat langsung pengeroyokan itu," ujar Nico, Rabu (3/10/2018).
Nico menyebut bahwa polisi sudah melakukan pengecekan ke sejumlah rumah sakit dan telah memintai keterangan pihak bandara.
Polisi juga telah melakukan penyelidikan terkait kebenaran acara bertaraf internasional yang digelar di Bandung pada (21/9/2018).
Nico juga menyebut bahwa jika ada acara bertaraf internasional, polisi daerah setempat pasti mengetahuinya dan menyiapkan pengamanan.
Namun, menurut Nico, Polda Jabar mengaku bahwa tidak ada kegiatan internasional di Bandung.
"Kami cek di Polda Jabar, enggak ada kegiatan internasional. Kalau ada maka polisi akan lakukan pengamanan. Saat itu enggak ada kegiatan pengamanan," tambah Nico. (TribunWow.com/Ananda Putri Octaviani)