Gempa Bumi

Gempa Tsunami di Palu dan Donggala, Andi Arief: Warning BMKG Hanya Sedikit Membantu Kewaspadaan

Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kerusakan akibat gempa yang melanda Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018)

Informasi terjadinya tsunami justru didapat dari video amatir yang beredar di sosial media.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, sempat meragukan kebenaran dari video tersebut.

Namun setelah dikonfirmasi kepada BMKG Palu, ternyata memang benar terjadi tsunami.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menuturkan bahwa pihaknya sebelumnya telah mengakhiri peringatan dini tsunami.

"Bukan dicabut (peringatannya), tapi diakhiri. Kalau dicabut itu enggak terjadi tsunami," ujar Dwikorita.

Sementara itu, Kepala Humas BMKG, Hary Tirto Djatmiko menjelaskan adanya kendala berupa kelumpuhan jaringan komunikasi dan listrik.

Menurut Hary, saat tsunami memasuki teluk terjadi amplifikasi gelombang dan perlambatan.

"Istilah awamnya gelombang mengumpul," ujar Hary.

Menurutnya, sejauh ini alat pendeteksi tsunami telah dipasang di kawasan samudra.

Hary membantah adanya kerusakan pada alat pendeteksi dini tsunami karena gempa yang terjadi di Palu dan Donggala.

Hary menuturkan, alat peringatan dini tsunami bekerja dengan baik.

Selain itu, menurutnya alat pemantau ketinggian gelombang juga berfungsi.

"Namun dikarenakan jaringan komunikasi dan listrik lumpuh terutama di sekitar Donggala dan Palu maka seolah-olah kurang optimal," jelas Hary.

Sementara itu diberitakan Kompas.com, Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) Hasanuddin Z Abidin mengungkapkan keruwetan masalah yang dihadapi saat gempa Donggala yang diikuti tsunami Palu.

Ia menjelaskan, BIG sebenarnya mengelola satu stasiun pasang surut di dermaga Kota Palu.

Sulawesi Tengah Berduka, Dahnil Anzar Simanjuntak Usul Pertemuan IMF-WB 2018 di Bali Dibatalkan

Dalam stasiun itu terdapat alat pengukur pasang surut yang berfungsi mendeteksi tsunami.

Halaman
1234