TRIBUNWOW.COM – Stasiun televisi tvOne memutuskan untuk menayangkan kembali film mengenai Gerakan 30 September.
Dilansir TribunWow.com, akun Twitter @tvOneNews menuliskan akan menayangkan kembali film mengenai Gerakan 30 September pada hari Minggu (30/9/2018) pukul 21.00 WIB.
Film tersebut bisa disaksikan secara live streaming melalui link di bawah ini.
Link Live Streaming Film Gerakan 30 September
"Nantikan kembali penayangan ulang film "Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI". Minggu, 30 September 2018 jam 21.00 WIB hanya di tvOne & streaming tvOne connect http://bit.ly/2tGNw8G . #G30SPKITVONE,” tulis @tvOneNews.
Sebelumnya, wartawan senior yang juga pembawa acara program Indonesia Lawyers Club (ILC) tvOne, Karni Ilyas memberikan pengumuman terkait penayangan film Gerakan 30 September (G30S)
Hal ini diumumkan Karni Ilyas melalui Twitter miliknya, @karniilyas, Kamis (27/9/2018).
Karni mengatakan jika ia telah mendengar kabar perusahaan televisi milik SCTV dan Indosiar telah mengembalikan hak siar penayangan film G30S.
"Dear Twep: Sore ini kami menerima kabar baik, perusahaan pemilik SCTV dan Indosiar mengembalikan hak tayang film G.30.S/ PKI ke Perusahaan Film Negara (PFN).
Kami lagi mengusahakan film itu bisa tayang di TV One," kicau Karni Ilyas.
• Gatot Nurmantyo: Kalau KSAD Tak Berani Perintahkan Nonton Film Gerakan 30 S, Pulang Kampung Saja!
Di sisi lain, Mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo mengatakan bahwa kaum muda atau generasi milenial harus menonton film mengenai Gerakan 30 September.
Dikutip TribunWow.com dari program acara Rosi di Kompas TV, Kamis (27/9/2018), Gatot mengatakan hal ini lantaran menurutnya, sangat penting untuk bangsa Indonesia tahu mengenai sejarah kelam Indonesia.
"Momentum ini yang harusnya selalu mengingatkan bahwa bangsa ini pernah punya sejarah kelam, di mana sebuah organisasi melakukan makar dan kudeta dengan cara kejam keji dan biadab. I ni tidak boleh terulang, jadi sejarah ini harus diketahui dari generasi ke generasi, agar waspada," ujar Gatot.
Gatot juga mengungkapkan bahkan pada tes calon perwira bintara banyak yang tidak bisa menyebutkan pahlawan revolusi, karena kurangnya pengetahuan mengenai sejarah.