TRIBUNWOW.COM - Mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri Indonesia Rizal Ramli melontarkan sindiran kepada Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut tampak dari akun Twitter @RamliRizal yang diunggah pada Jumat (28/9/2018).
Rizal Ramli mengkritik kebijakan yang diambil oleh Sri Mulyani selaku Menkeu.
Menurutnya, jika pemerintah hanya mengandalkan kebijakan moneter, maka pertumbuhan ekonomi akan terus stagnan dalam kisaran angka 5 persen.
Ia pun kemudian menyebut jika Menkeu hanya 'stunning' saat berbicara, akan tetapi hasil kinerjanya 'stunless'.
"Tanpa terobosan2 di sektor riel, expor dan impor, kalau hanya andalkan kebijakan moneter ekonomi akan terus stagnan di 5%.
Menkeu ngomongnya saja yg stunning, tetapi hasilnya stuntless," kata Rizal Ramli.
• Berfoto di Tol Mangkrak Padang, Fadli Zon: Tak Ada Pekerjaan Apapun, Padahal yang Resmikan Jokowi
Sementara itu, diberitakan Kontan.co.id, Kamis (27/9/2018), Bank Indonesia (BI) memprediksi jika pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai akhir 2018 akan berada pada kisaran 5 persen-5,4 persen.
“Pertumbuhan ekonomi kami lihat akan tumbuh sebesar 5,0%- 5,4% tahun ini,” kata Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia Kamis (27/9/2018).
• Link Live Streaming Film G 30 S di tvOne, Minggu 30 September 2018 Pukul 21.00 WIB
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi ini dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti meningkatnya konsumsi domestik.
Diketahui, konsumsi domestik tumbuh karena dukungan perbaikan perbaikan pendapatan dan bansos.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan masih sesuai perkiraan yang ditopang domestik, konsumsi rumah tangga yang masih kuat dan didukung perbaikan pendapatan dan bansos,” kata Perry.
Selain itu, menurut Perry, Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 mendatang juga menyumbang peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
• SBY Minta Maaf ke Jokowi, Ruhut Sitompul: Aku Sedih Melihat Partai Demokrat semenjak Aku Tinggalkan
Pergerakan ekspor Indonesia semakin membaik, meski impor masih tinggi.
“Ekspor tumbuh meskipun tidak sekuat yang kita perkirakan, karena eksternalnya yang perlu kita lihat adalah impor, bulan Juni, Juli dan sebagian Agustus masih kelihatan kuat. Karena impor yang tinggi sedangkan net ekspornya tidak. Itu yang akan mewarnai pertumbuhan ekonomi di kuartal III dan kuartal IV,” ucap Perry.