Pilpres 2019

Soal Dukungan pada Jokowi-Maruf, Alissa Wahid: Nama yang Benar adalah Kader Gus Dur, Bukan Gusdurian

Penulis: Qurrota Ayun
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Yenny Wahid mewakili keluarganya dan Konsorsoium Gus Dure saat menyatakan sikap dalam Pilpres 2019 di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (26/9/2018). Keluarga dan Konsorsium Gus Dur mendeklarasikan dukungannya kepada pasangan Jokowi-Maruf Amin dalam Pilpres 2019 mendatang.

Gusdurian disebut tidak berpolitik praktis meski keluarga Gus Dur menyatakan dukungan kepada Jokowi-Maruf.

"Mbak Yenny Wahid memang deklarasi dukung Jokowi, tapi beberapa media menulis “Gusdurian” yang dukung Jokowi, padahal setau gw sih @GUSDURians itu netral, tidak berpolitik. Biar ga salah paham aja," tulis @ernestprakasa, Rabu (26/9/2018).

Sri Mulyani: Presiden Minta Anggaran untuk Sektor Pariwisata Tidak Dipotong

Unggahan Ernest Prakasa pada Twitter (Twitter @ernestprakasa)

Diberitakan sebelumnya dari Kompas.com, Rabu (26/9/2018), keluarga almarhum Gus Dur menyatakan dukungan politik kepada pasangan nomor urut 01 Jokowi-Maruf pada Pilpres 2019.

Deklarasi dukungan dibacakan oleh putri kedua Gus Dur, Yenny Wahid di rumah pergerakan politik Gus Dur, Jalan Kalibata Timur I No 12, Kalibata, Jakarta Selatan.

"Dengan mengucap bismillahirahmanirohim, dengan ini kami menyatakan mendukung pasangan nomor 01. Bismilah Presiden Jokowi akan kembali memimpin Indonesia," ujar Yenny.

Yenny memastikan dukungan tersebut merupakan sikap politik dari keluarga Gus Dur.

"Keluarga Gus Dur saya wakili sikap politiknya. Sikap politik sudah diamanatkam kepada saya," jelas Yenny.

Bahas soal Fitnah yang Sering Menimpanya, Jokowi: Apa Ada PKI Balita? Jangan seperti Itu

Meski demikian, Yenny menegaskan jika ibunya, Sinta Nuriyah Wahid akan tetap memilih bersikap netral di Pilpres 2019.

Yenny menuturkan, meski dirinya mewakili keluarga Gus Dur, Ibunya tidak turut menyatakan sikap karena merupakan ibu bangsa.

"Ibu saya tidak ikut-ikutan, beliau ibu bangsa, beliau tugasnya lebih berat dibanding memilih presiden, karena ia bertugas menjewer yang bandel dari kedua kubu," tambahnya.

Yenny juga menuturkan, Indonesia saat ini membutuhkan sosok pemimpin seperti Gus Dur.

Pemimpin yang bisa memahami seluruh warga negara harus dipenuhi hak dan kewajiban dasarnya tanpa membeda-bedakan.

Jadwal Babak Perempat Final Piala AFC U-16 2018: Indonesia Tampil Tepat di Hari Kesaktian Pancasila

"Pemimpin yang sederhana cara berpikirnya, bahwa bangsa ini harus dipenuhi hak dan kebutuhan dasarnya untuk hidup sejahtera," ujar Yenny.

Yenny menjelaskan, pemimpin yang dipilih dapat menghadirkan keadilan sosial bagi kelompok masyarakat yang selama ini tidak diperhatikan.

Jokowi dinilai mampu menghadirkan layanan pendidikan, kesehatan dan konektivitas untuk masyarakat yang dulunya tidak terjamah. (TribunWow.com/ Qurrota Ayun)