TRIBUNWOW.COM - Sekretaris Jenderal Partai Demokrat (Sekjen), Hinca Pandjaitan, menelusuri keberadaan media asing Asia Sentinel.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut tampak dari sebuah video yang diunggah oleh Wasekjen Partai Demokrat, Andi Arief, pada Kamis (20/9/2018).
Dari video tersebut, Hinca Pandjaitan mengatakan jika pihaknya tidak akan berhenti melakukan penelusuran dan akan tetap menuntaskan polemik terkait tudingan Asia Sentinel yang dinilai merugikan partainya dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Hinca mengatakan, jika hasil temuannya akan ia beberkan semuanya kepada Dewan Pers.
• Hasil Sementara Polling Pilpres 2018 yang Dibuat Mata Najwa: Prabowo Unggul 10 Persen dari Jokowi
Temuan tersebut di antaranya adalah mengenai penyebutan Asia Sentinel yang sempat diberitakan kredibel, namun ternyata merupakan media abal-abal.
"Kami pastikan Asia Sentinel abal-abal," kata Hinca dalam video.
Tudingan Asia Sentinel
Sebelumnya media asing Asia Sentinel, Rabu (12/9/2018), menyebut pemerintahan SBY adalah pemerintahan dengan konspirasi kriminal yang sangat besar.
Artikel tersebut ditulis oleh John Berthelsen, editor sekaligus pendiri Asia Sentinel, sebuah media Asia yang berbasis di Hongkong.
Dalam artikel yang diterbitkan Asia Sentinel disebutkan bahwa Pemerintahan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dianggap sebagai pemerintahan dengan konspirasi kriminal yang sangat besar.
• KPU Tetapkan Capres-Cawapres, Prabowo-Sandi dan Jokowi-Maruf Dapat Pengamanan 1 x 24 Jam
Sebanyak 12 miliar dolar Amerika Serikat (AS) uang dari pembayar pajak dicuri dan dicuci melalui bank-bank internasional.
Sementara 30 pejabat pemerintahan disebut terlibat dalam skema konspirasi tersebut.
Tulisannya didasarkan dari laporan hasil investigasi setebal 488 halaman dalam gugatan yang dilayangkan Weston Capital International ke Mahkamah Agung Mauritius pekan lalu.
Laporan berupa analisis forensik atau barang bukti yang dikumpulkan oleh tim penyidik dan pengacara di Indonesia, London, Thailand, Singapura, Jepang dan negara-negara lain juga dilengkapi 80 halaman afidavit atau keterangan di bawah sumpah.
Laporan ini juga melibatkan serangkaian penyelidikan di lembaga keuangan internasional termasuk Nomura, Standard Chartered Bank, United Overseas Bank (Singapore) dan lain-lain.
Laporan itu menyebut banyak penipuan dan korupsi yang terjadi di pusaran PT Bank Century Tbk.
Bank ini direkapitalisasi pada tahun 2008 dan berganti nama menjadi Bank Mutiara.
Bahkan, disebutkan dalam artikel ini Bank Mutiara juga disebut sebagai 'Bank SBY', karena diyakini berisi dana gelap untuk menunjang Partai Demokrat, yang dipimpin oleh SBY.
Artikel menyebutkan konspirasi ini dirancang oleh Kartika Wirjoatmodjo, bankir terkemuka di Indonesia, dan pihak lainnya "dengan maksud menjarah kekayaan Lembaga Penjamin Simpanan dan cadangan asuransi dalam jumlah yang melebihi US $ 1,05 miliar selama 10 tahun".
• Jadi Jubir Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar: Kepemimpinan Mereka Kuat dan Tidak Dikontrol Pihak Lain
Demokrat Laporkan Asia Sentinel
Diberitakan Tribunnews.com, Partai Demokrat resmi melaporkan pemberitaan media asing Asia Sentinel kepada Dewan Pers, di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (17/9/2018).
Pengaduan Partai Demokrat ini diwakili oleh Hinca Pandjaitan bersama Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Partai Demokrat Imelda Sari, Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Ferdinand Hutahaean, dan enam orang lainnya.
Dalam ucapannya, Hinca mengatakan pengaduan pihaknya ke dewan pers untuk menjaga kebebasan pers di Indonesia sesuai dengan kode etik jurnalistik.
Menurutnya salah satu hal yang menjadi masalah adalah media-media dalam negeri Indonesia turut menyebarkan berita tersebut.
“Kasus ini sudah lama ditutup secara hukum dan politik tapi kemudian muncul kembali dengan mengutip media asing yang belum tentu kredibel, ini menjadi pembelajaran bagi media-media di Indonesia,” terang Hinca.
Asia Sentinel Minta Maaf
Dikutip dari situs Asiasentinel.com, Rabu (19/9/2018), hal itu diunggah dengan judul 'Permintaan maaf kepada Presiden Yudhoyono dan Partai Demokrat Indonesia', menggunakan bahasa Inggris.
Dalam permintaan maaf tertulis itu, Asia Sentinel mengakui, artikel yang ditulis sendiri oleh pemimpin redaksi Asia Sentinel, John Berthelsen, memuat banyak tuduhan tentang gugatan dari kasus Bank Century.
Ia juga mengakui isi dari pemberitaan itu melanggar praktik jurnalistik karena hanya menuliskan sumber dari satu sisi dan membuat ketidakadilan bagi SBY.
• Update Jelang Laga Persib Bandung Vs Persija Jakarta: Kondisi Pemain hingga Psywar Kedua Pelatih
Berikut isi lengkap permintaan maaf yang ditulis Asia Sentinel:
"Asia Sentinel ingin menarik kembali cerita yang dirilis pada 10 September 2018, di situs web, tentang mantan pemerintah Yudhoyono dan kasus Bank Century di Indonesia.
Dalam cerita, yang ditulis sendiri oleh pemimpin redaksi Asia Sentinel, John Berthelsen, kami secara tidak adil melayangkan banyak tuduhan terkait dengan gugatan yang sedang berlangsung mengenai dampak dari Bank Century.
Kami mengakui bahwa, kami tidak mencari komentar yang adil dari orang-orang yang disebutkan dalam artikel itu dan bahwa artikel itu hanya satu sisi dan melanggar praktik jurnalistik yang adil.
Ini juga membawa berita utama yang memanas dan tidak adil bagi mantan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.
Kami telah menghapus postingan dari situs web Asia Sentinel tetapi kami lebih lanjut ingin meminta maaf sepenuhnya dan tegas kepada mantan Presiden Yudhoyono, Partai Demokrat, dan siapa saja yang merasa terhina oleh artikel tersebut.
Dan lebih dari itu kepada rakyat Indonesia untuk penghinaan yang mungkin kami timbulkan dengan cerita itu.
Kami sangat menyesalkan rasa sakit yang telah diakibatkan oleh penghakiman dan keadilan ini.
Akhirnya Asia Sentinel ingin menyatakan rasa hormatnya yang tinggi kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang telah melayani negaranya dengan perbedaan dan secara luas dihormati sebagai negarawan Asia," tulis web asiasentinel.com, Rabu (19/9/2018).
Atas permohonan maaf ini, Ketua Umum Demokrat, SBY mengaku telah memaafkan, namun akan tetap membongkar fitnah ini hingga ke akarnya.
Tanggapan SBY
"Saya sudah baca permintaan maaf & pencabutan artikel Asia Sentinel yg ditulis John Berthelsen yg berisi fitnah besar thdp SBY & Partai Demokrat *SBY*
Meskipun kerusakan (damage) thd nama baik SBY & Demokrat sudah terjadi, sbg org beriman & umat hamba Allah, saya berikan maaf *SBY*
• Izin Jokowi untuk Perjuangkan Kebenaran, SBY: Demi Martabat Saya sebagai Mantan Presiden
Saya ucapkan terima kasih kpd media massa yg berkenan memuat permintaan maaf Asia Sentinel ini.
Saya rindu pers seperti ini *SBY*
Namun, misi kami belum selesai. Ini seperti puncak gunung es.
Masih banyak misteri & teka-teki yg harus dijawab & dibongkar *SBY*," tulisnya dalam akun Twitter @SBYudhoyono.
(TribunWow.com/Lailatun Niqmah)