Buwas mengatakan setelah ia menjadi dirut hanya mengatur kedatangan beras-beras impor ke Indonesia.
Buwas memastikan stok beras aman sekitar 2,4 juta ton, ia memandang Bulog tidak perlu impor beras lagi hingga tahun depan.
"2 juta (ton) itu tidak ada, 2 juta itu perintah baru untuk kita 2 juta, tapi menurut kita tidak perlu karena kita masih punya stok 2,4 juta.
Itu yang impor datang itu yang dulu 1,8 itu sudah diputus dan dilaksanakan sebelum saya jadi dirut.
Itu datangnya bertahap sampai hari ini masih datang," ujar Enggar yang dikutip dari tayangan YouTube BeritaSatu, Selasa (18/9/2018).
Sementara itu, dikutip dari Tribunnews, permintaan impor tersebut ditandatangani Budi Waseso tertanggal 18 Juli 2018, dengan nomor B 932/II/DU000/07/2018.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan, surat itu ditujukan ke Menteri Perdagangan.
"Dalam surat, Bulog menyampaikan ada kendala di tempat ekspornya, sehingga memang Bulog yang mengajukan perpanjangan," kata Oke di kantornya, Jakarta Pusat, Senin malam (17/9/2018).
Bahkan, Bulog di bawah kepemimpinan Buwas telah dua kali meminta perpanjangan impor beras.
Surat perpanjangan itu diajukan pada 13 Juli 2018 dan 23 Agustus 2019.
Awalnya, izin importasi diberikan kepada Bulog dari 1 Mei 2018 sampai 31 Agustus 2018.
Setelah permohonan izin diperpanjang, Kemendag memberikan waktu tambahan hingga 31 Oktober 2018 bagi Bulog untuk mengimpor.
Surat terakhir, tertanggal 23 Agustus 2018 merupakan permohonan perpanjangan persetujuan Impor sebesar 1 juta ton sampai 31 Oktober 2018
Terhadap permintaan impor beras ini, Oke mengatakan, saat ini terdapat kendala untuk menyusun kembali shipping document sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama.
Atas dasar itu, lanjut Oke, Kemendag memberikan izin kepada Bulog.