Kabar Tokoh

Soal Panggilan 'Emak-Emak', Dahnil Anzar: Ngomong Pancasila tapi Menistakan Keberagaman

Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dahnil Anzar Simanjuntak

Menurut Dahnil, dalam buku tersebut, kata "emak" adalah panggilan yang melambangkan simbol cinta terdalam.

"Buku yg ditulis almarhum Daoed Joesoef ini adalah salah satu buku yg enak dibaca dan penting, tentang EMAK beliau....

Emak adl panggilan paling "dalem" simbol cinta terdalam, kata dan panggilan yg bs membuat semua hati tersentuh, bahkan bagi setiap anak, emak adl energi," tulisnya.

Tutut Soeharto: Saya Pertaruhkan Kepala Saya untuk Djoko demi Pembangunan Tol Cawang-Tanjung Priok

Sementara itu, diberitakan Kompas.com, Ketua Kongres Wanita Indonesia, Giwo Rubianto Wiyogo tidak sepakat jika perempuan Indonesia disebut "emak-emak".

Hal itu disampaikan Giwo dalam sambutannya di acara Temu Nasional Kongres Wanita Indonesia ke-90 dan Sidang Umum International Council of Woman (ICW) ke-35 .

"Kami tidak mau, kalau kita perempuan-perempuan Indonesia dibilang 'emak-emak'. Kami tidak setuju," ujar Giwo, Jumat (14/09/2018).

Giwo mengatakan, kongres perempuan Indonesia II tahun 1935 di Jakarta menghasilkan beberapa keputusan penting.

Satu di antaranya adalah kewajiban utama wanita Indonesia, yakni menjadi "Ibu bangsa".

"Perempuan Indonesia yang sudah mempunyai konsep ibu bangsa sejak tahun 1935 sebelum kemerdekaan.

Tidak ada the power of emak-emak, yang ada the power of ibu bangsa," ucapnya disambut tepuk tangan seluruh peserta yang hadir.

Giwo menuturkan pada peringatan Hari Ibu pada 22 Desember 2017 di Papua, Presiden Joko Widodo menyampaikan peran ibu bangsa.

Presiden mengatakan peran ibu bangsa jangan dipandang sebagai beban, melainkan suatu kehormatan.

Setuju dengan Penggunaan Kata Emak-emak, Sudjiwo Tedjo: Aku Bukan Pendukung Prabowo

"Peran ibu bangsa yakni tugas mempersiapakan generasi muda yang berkarakter unggul, memiliki daya saing, inovatif, kreatif serta memiliki wawasan kebangsaan yang militan," tandasnya.

Hadir pada acara Temu Nasional Kongres Wanita Indonesia ke-90 dan Sidang Umum International Council of Woman (ICW) ke-35, Presiden Joko Widodo, Menteri BUMN Rini Soemarno, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X beserta istri GKR Hemas, dan Presiden ICW Jungsook Kim.

(TribunWow.com/ Ananda Putri Octaviani)