Soal Rumah Pak Eko, Cak Imin: Mestinya Tak Perlu Terjadi bila Etika Bertetangga Dijunjung

Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Cak Imin dan rumah Pak Eko

TRIBUNWOW.COM - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar memberikan tanggapan soal viralnya kabar rumah Pak Eko yang terkepung oleh bangunan tetangga.

Dilansir TribunWow.com, hal tersebut disampaikan Cak Imin, panggilan untuk Muhaimin, melalui laman Twitternya, @cakimiNOW, pada Kamis (13/9/2018).

Ia juga mengunggah foto penampakan rumah Pak Eko yang hanya terlihat atapnya saja.

Media Asing Sebut Ada Konspirasi Uang Besar Era SBY, Andi Arief Harap Sri Mulyani Beri Penjelasan

Melalui kicauannya, Cak Imin menyebutkan rumah Pak Eko yang terkepung bangunan tetangga itu tak seharusnya terjadi.

"Rumah Pak Eko di Kota Bandung yg terkepung bangunan tetangga mestinya tak perlu terjadi. Bila tata ruang dipatuhi & etika bertetangga/bersosial dijunjung. Duduk bersama (musyawarah) semua pihak yg difasilitasi pemerintah setempat bisa mempercepat penyelesaian masalah ini. Semoga," kicau Cak Imin.

Mantan Rekan Setim Bocorkan Kebiasaan yang Berbeda dari Cristiano Ronaldo dan Messi

Diberitakan Kompas.com, rumah Eko Purnomo (37) yang bertempat di Kampung Sukagalih, Desa Pasir Jati, Kecamatan Ujung Berung, Kota Bandung, Jawa Barat sudah tiga tahun tidak memiliki hak akses jalan untuk keluar masuk menuju rumah.

Jalan satu-satunya akses menuju rumahnya tersebut kini hilang lantaran tertutup rumah tetangganya.

Tanah dari bangunan rumahnya itu dibeli orangtuanya sejak tahun 1982.

Sedangkan sertifikat rumah didapatkannya pada tahun 1998.

Pada 1999, Eko kemudian membangun sebuah rumah dengan lebar dan luas sekitar 76 meter persegi di tanah tersebut.

“Namun entah bagaimana pada tahun 2016 lalu kejadian ini mulai terjadi, rumah saya mulai terjepit karena ada pembangunan rumah lainnya yang menutup akses jalan, rumah saya terkepung,” tuturnya.

Eko menuturkan, sebelumnya rumahnya masih memiliki akses jalan yang luas.

Namun kondisi itu kini berubah setelah ada warga yang membeli tanah tepat di depan dan samping kiri rumahnya.

“Rumah di belakang, samping kanan saya itu memang sudah ada sejak dulu, tapi anehnya bangunan yang depan dan kiri ini dibeli orang dan dibangun bersamaan. Dibangunnya kalau tidak salah pada awal tahun 2016,” ujarnya.

Memang, lanjutnya, sebelum ada pembangunan, ketua RT setempat sempat mendatangi rumahnya dan menginformasikan bahwa jalan akses menuju rumahnya tersebut bakal tertutup.

Prasasti Bandara Lombok, Jansen Sitindaon: Kami Tidak Tahu Apa Dasar TGB Mengatakan Itu Hoaks

Halaman
12