Gejolak Rupiah

Gejolak Rupiah, Bamsoet: Jangan Cari Kambing Hitam

Editor: Fachri Sakti Nugroho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua DPR RI Bambang Soesatyo berbincang dengan redaksi Tribun Grup dalam kunjungannya ke kantor Tribun di Jakarta, Rabu (24/1/2018). TRIBUNNEWS/DANY PERMANA

TRIBUNWOW.COM - Ketua DPR Bambang Soesatyo mengingatkan semua pihak tak saling menyalahkan seiring pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Merujuk data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) per 5 September 2018, USD sudah mencapai Rp 14.927.

Bamsoet, panggilan akrabnya, mengatakan, depresiasi rupiah memang mulai berdampak pada industri yang menggunakan bahan baku impor.

Oleh karena itu, kini yang dibutuhkan untuk mengatasi pelemahan rupiah adalah kekompakan dan langkah nyata.

Pelatih Timnas U-19 UEA Ludovic Batelli Bandingkan Indonesia dan Thailand

“Mengingatkan kepada para pihak agar tidak mencari kambing hitam dengan menyalahkan sebab musabab turunnya rupiah, tapi lakukanlah tindakan nyata untuk mengatasi melemahnya nilai tukar rupiah,” ujarnya melalui pesan singkat, Rabu (5/9/2018).

Bamsoet yang tengah berada di Singapura untuk menghadiri Sidang Umum ke-39 ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) menambahkan, Indonesia masih punya modal penting dalam menghadapi penguatan USD.

Yakni fundamental Indonesia yang cukup kuat dan kondisi politik yang relatif stabil. “Kita harus percaya itu,” katanya.

Namun, legislator Golkar itu juga meminta Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Bank Indonesia segera menyiapkan langkah-langkah antisipatif serta menerapkan kebijakan untuk menguatkan kurs rupiah terhadap USD.

Selain itu, Bamsoet juga mendorong Kementerian Perdagangan (Kemendag) membuat kebijakan yang dapat membantu pelaku usaha untuk mendapatkan bahan baku industri, baik dari dalam maupun luar negeri.

“Sehingga pelaku usaha dapat meningkatkan hasil produksi dan nilai ekspor,” cetusnya.

41 Anggota DPRD Kota Malang Terjerat Kasus Korupsi, Tsamara Amany Beri Tanggapan

Menurut Bamsoet, pemerintah sebaiknya segera mengeksekusi rencana tentang pembatasan impor atas 900 jenis barang konsumsi.

Dia meyakini pembatasan itu akan menekan impor yang berefek pada necara pembayaran.

“Pembatasan impor barang konsumsi akan mengurangi defisit neraca pembayaran yang menjadi salah satu penyebab melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan berdampak negatif kepada pelaku usaha industri,” ulasnya.

Bamsoet menambahkan, hal lain yang tak boleh dilupakan saat pelemehan kurs rupiah adalah keberadaan koperasi serta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Menurutnya, Kementerian Koperasi dan UKM harus membantu para pelaku usaha kecil dan menengah agar lebih mudah memperoleh bahan baku dan suntikan modal.

Halaman
12