Rupiah Tembus Rp 14.800, Dekati Tingkat Krisis Asia Tahun 1998

Penulis: Qurrota Ayun
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Penukaran uang dolar ke rupiah.

TRIBUNWOW.COM - Mata uang rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga berada pada titik terendah selama 20 tahun terahir.

Dilansir TribunWow.com dari asia.nikkei.com, Jumat (31/8/2018), nilai tukar rupiah mencapai Rp 14.840 pada tengah malam.

Angka tersebut merupakan yang terendah sejak Juli 1998 setelah terjadinya krisis keuangan Asia.

Bawaslu DKI Jakarta Loloskan M Taufik sebagai Bacaleg Pemilu 2019, Tsamara Amany: Tragis

Melemahnya mata uang rupiah menunjukkan total penurunan sebesar 8,7 persen sejak awal tahun.

Terkait hal ini, sebelumnya Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga dengan total 125 basis poin sejak Mei.

Selain itu BI juga melakukan intervensi untuk menopang mata uang rupiah.

Gubernur BI, Perry Warjiyo menuturkan komitmen BI untuk menjaga stabilitas ekonomi sangat kuat, terutama stabilitas nilai tukar rupiah.

Oleh sebab itu, BI meningkatkan intervensi di pasar forex.

Bantah Benci Jokowi, Ferdinand Hutahaean: Saya Tak Suka Cara Dia Pimpin Negeri, Penuh Senda Gurau

Penurunan peso Argentina pada Kamis (30/8/2018) yang jatuh pada rekor terendah terhadap dolar AS memicu kekhawatiran baru dari aset pasar negara berkembang di kalangan investor internasional.

Hal ini karena bank sentral Argentina menaikkan suku bunga utama sebesar 1500 basis poin menjadi 60 persen.

Mata uang rupiah telah jatuh sejak awal tahun 2018 di tengah ketegangan perdagangan antara AS dengan China.

Krisis yang melanda Turki juga turut berpengaruh pada penurunan nilai tukar rupiah.

Indonesia dinilai rentan terhadap aksi jual yang besar saat terjadi tekanan di pasar global.

Sindir Roy Suryo soal Asian Games 2018, Teddy Gusnaidi: Termakan Pikiran Sendiri atas Kegagalannya

Apalagi defisit transaksi berjalan negara pada saat ini melebar menjadi USD 8 miliar pada kuartal kedua tahun ini.

Meski demikian, Perry menegaskan bahwa kondisi ekonomi masih kuat dan bisa bertahan.

BI juga terus mewaspadai apa yang terjadi pada negara lain, termasuk Turki dan Argentina. (TribunWow.com/ Qurrota Ayun)