"Gunungan laki-laki dan perempuan itu sebagai makna kesuburan. Gunungan tersebut memiliki makna 3 hal, seperti tanaman atau tumbuh-tumbuhan yang berasal dari dalam tanah, itu maknanya supaya orang tahu bagaimana asal-usulnya."
"Kedua, tanaman yang ada di atas tanah, seperti semangka, itu maknanya manusia tahu kehidupan yang dilaksanakan sekarang seperti apa."
"Ketiga, buah-buahan yang berbuah di atas, seperti pepaya, hal itu bertujuan supaya orang mengerti tentang apa yang akan digayuh atau apa yang akan dituju untuk masa depannya nanti," ungkap Dipo.
Bentuk gunungan sendiri melambangkan hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam.
• Prabowo-Sandiaga Dinilai Perlu Membuat Gebrakan Besar untuk Menyusul Elektabilitas Jokowi-Ma
Selain dua gunungan raksasa, juga ada 1.000 gunungan kecil dan 25 wadah yang isinya 40 'takir'.
"Kenapa diwadahi takir, itu maknanya taqwa dan dzikir, nah isi makanan ini adalah berkah yang diberikan oleh keraton, agar didoakan, dan bermanfaat bagi masyarakat" sambungnya.
Sebelum acara Garebek Besar, pihak Keraton Surakarta telah terlebih dahulu melangsungkan acara jamasan, seperti Jamasan Nyai Setomi, Senin (20/7/2018).
Acara tersebut digelar di kompleks Sitihinggil Keraton Surakarta.
Jamasan ini adalah acara adat mencuci atau membersihkan pusaka-pusaka keraton yang akan digunakan untuk acara Garebek Besar. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)