"Nah, mas Rommy ini salah satu politisi NU juga ini, walaupun dari PPP. Ada juga (politisi) yang dari Golkar, ada juga yang di Gerindra juga ada," jelas Yenny.
Penasaran, Najwa menegaskan, apakah NU hanya merupakan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB); lawan politik sembilan partai dan Joko Widodo saat ini.
Yenny membenarkan, menurutnya masyarakat kini beranggapan jika NU adalah PKB saat ini.
"Sayangnya seolah-olah di luar sama ada kesan seperti itu. Nah, kemarin itu NU seolah-olah dibawa-bawa dalam dialog yang terjadi ketika pak Mahfud namanya sempat digadang-gadang menjadi Cawapres pak Jokowi.
Tapi itu kegaduhan-kegaduhan yang biasanya terjadi kan menjelang Pilpres. Setiap lima tahun, NU memang akan didekati oleh orang banyak," ungkap Yenny.
"Didekati atau mendekatkan diri? atau ikut terlibat? Karena didekati, pasif dengan aktif itu berbeda mbak Yenny. Yang mana nih yang anda lihat," sanggah Najwa.
• Presiden Jokowi Klaim Angka Pengangguran Terbuka di Indonesia Mengalami Penurunan
"Pertama saya perlu ya menguraikan mba Nana (Najwa Shihab), bahwa NU itu bukan cuma satu pihak, jadi ketika ada orang yang kemudian berbicara atas nama NU, ini tidak serta merta mengatasnamakan organisasi secara keseluruhan," jelasnya.
"Misalnya Gus Mus, itu secara jelas mengingatkan politisi yang kebetulan dekat dengan pengurus NU agar tidak menggelar rapat-rapat di kantor PBNU. Jadi apa yang terjadi di NU itu mungkin hanya segelintir orang saja, tidak bisa dipastikan tubuh besar yang ada di NU," tambah Yenny.
Pernyataannya menyinggung soal keterangan Mahfud MD yang dibuang dari bursa Cawapres Jokowi lantaran diisukan bukan Kader NU.
Hal tersebut dipastikan Yenny tidak benar, karena hingga saat ini menurutnya perbedaan kader dengan simpatisan NU sangat samar.
"Saya saja belum punya karta NU (Kartu keanggotaan kader NU), memang sekarang ini sulit membedakan mana yang kader dan bukan. Tetapi ada baiknya jika keanggotaan NU tidak dibatasi hanya pada pengurus saja," ungkapnya. (TribunWow.com/Tiffany Marantika)