TRIBUNWOW.COM - Mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Ruhut Sitompul turut memberikan komentar atas sejumlah polling Pilpres yang kini marak di Twitter.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut ia sampaikan melalui laman Twitter @ruhutsitompul yang diunggah pada Selasa (14/8/2018).
Ruhut Sitompul yang kini menjadi pendukung Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan hasil polling tersebut lucu lantaran hampir semua memenangkan capres atau cawapresnya.
Ruhut juga mempertanyakan kenapa polling tidak dibuat dengan 100 persen memenangkan jagonya saja?
"Polling yg banyak nongol dijagat twitter akhir2 ini yg hampir semua hasilnya memenangkan Capres/Wapresnya lucu banget,
“Kenapa tidak 100% saja Jagonya Menang, kalau bohong jangan tanggung2 nanti Faktanya Kalah yg Menang dituduh Curang” #2019 Mohon Pak JOKOWI 1X lagi MERDEKA," tulis Ruhut Sitompul.
• Wasekjen Gerindra Sebut Rizal Ramli akan Dilibatkan dalam Timses Prabowo-Sandiaga
Diberitakan sebelumnya, setelah Prabowo Subianto resmi memilih Sandiaga Uno dan Jokowi menunjuk Ma'ruf Amin, sejumlah tokoh ramai membuat polling elektabilitas mereka di Twitter.
Sebagian besar hasil polling tersebut memenangkan pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Seperti polling yang dibuat oleh musisi Iwan Fals, Indonesia Lawyers Club, hingga polling yang dibuat oleh akun resmi komunitas Nahdlatul Ulama (NU).
• Maju Jadi Capres, Berikut Daftar Kekayaan Prabowo Subianto
Menanggapi hal tersebut, Pakar Statistik IPB Khairil Anwar Notodiputro memberikan penjelasan.
Menurutnya, hasil polling di Twitter tidak bisa dipercaya dan hanya sekedar dibuat sebagai penghibur saja.
"Bisakah hasil polling di twitter kita percayai? Pada umumnya polling di twitter tidak sahih secara metodologi,
Jadi tidak usah dipercaya.. cukup dijadikan lucu lucuan dan/atau hiburan saja," tulis Khairil.
Khairil pun menambahkan beberapa alasan mengapa polling Twitter tidak layak untuk dipercaya.
Pakar statistik ini mengatakan jika polling merupakan teknik pengumpulan data dalam survei untuk mengetahui pendapat dari sekelompok orang dan berbeda dengan survei.