Pilpres 2019

Tanggapi Cuitan Fadli Zon, Jansen Sitindaon: Sudah Selayaknya Gerindra Memantaskan Posisi Demokrat.

Penulis: Laila N
Editor: Fachri Sakti Nugroho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jansen Sitindaon

Sentuhlah dgn cara yg pas pak @prabowo dan @sandiuno. Kami akan memberikan kemenangan ini untuk anda." tulis Jansen, Senin (13/8/2018).

Postingan Jansen Sitindaon (Capture Twitter @jansen_jsp)

Dalam postingannya, Jansen juga mengunggah foto pertemuan antara Partai Gerindra dan Demokrat yang dilakukan sebelum pendaftran capres dan cawapres Prabowo-Sandiaga.

Sri Mulyani Angkat Bicara soal Pemberitaan Dirinya yang akan Menjual Daerah Bali demi Utang Negara

Dikutip dari Tribunnews, pengamat politik UIN Jakarta Adi Prayitno menjelaskan alasan Partai Demokrat tetap mendukung pasangan capres cawapres Prabowo-Sandiaga Uno.

Adi mengatakan jika koalisi itu disebut sebagai koalisi 'mentok' karena tak ada pilihan lain bagi Demokrat setelah koalisi Jokowi menutup rapat pintu koalisi bagi Demokrat.

Terlebih lagi, jika Demokrat memilih untuk abstain pada kontestasi Pilpres 2019.

Hal ini kan berdampak pada sanksi yang membuatnya absen di Pemilu 2024 sesuai peraturan KPU.

"Pertama, itu bentuk koalisi mentok karena tak ada opsi lain setelah kubu Jokowi menggembok rapat-rapat pintu koalisi ke Demokrat," ujar Adi,  Jumat (10/8/2018).

"Jika Demokrat memilih non blok maka akan kena sanksi tak boleh ikut pemilu berikutnya (2024). Sebab itu, suka tak suka Demokrat dipaksa keadaan mendukung Prabowo," tambahnya.

Kembali Jadi Saksi di Persidangan, JK Minta Hukuman Jero Wacik Diringankan

Adi juga menilai jika dukungan Demokrat terhadap Prabowo-Sandi mengharuskan adanya arus balik.

Ia menjelaskan jika SBY dan Demokrat harus lebih membumi, tak bisa terus-terusan merasa besar.

Oleh karena itu, menurut Adi, Demokrat yang membutuhkan partai lain.

"Koalisi mentok ini mesti jadi feedback bagi SBY dan Demokrat bahwa mereka harus lebih membumi karena aktor dan dan kekuatan mesin politik sudah berubah drastis. Tak bisa terus-terusan SBY dan Demokrat merasa besar dan dibutuhkan partai lain. Logika harus dibalik, Demokratlah yang harus agresif mencari partner koalisi," ungkapnya. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)