"Nilai ekspor dari pertanian hingga Agustus 2017 lalu mencapai US $ 22,18 miliar, sedangkan nilai impor mencapai US $ 11,20 miliar.
Dari transaksi itu menghasilkan surplus sekitar US $ 10,98 miliar atau naik banding dengan periode serupa 2016 yaitu US $ 5,46 miliar. Sumber: Kementan.
Mengkritisi itu berarti hubungan dan mengoreksi, bukan menyinyiri tanpa data. Karena memang itu esensi eksekutif di dunia demokrasi yang modern," sambungnya.
"Saya lebih tertarik dengan meluruskan statement menyesatkan ketum anda yg mengatakan kemiskinan bertambah 50% 5tahun terakhir, daripada mencari popularitas seperti yang anda sangkakan," balas Dedek Prayudi.
Diberitakan Kompas.com, Prabowo sering melayangkan kritik dalam bidang ekonomi ke pemerintah.
Seperti setelah bertemu Ketua MPR, Zulkifli Hasan, di rumah dinasnya Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, Senin (25/6/2018) lalu,
Prabowo sempat memaparkan soal kesenjangan sosial.
Bahkan, ia menguatkan kritik terkait kesenjangan sosial tersebut dengan data-data dari institusi pemerintah, lembaga internasional dan lembaga swadaya masyarakat, seperti Oxfam, Infid dan Walhi.
Mantan Komandan Jenderal Kopassus TNI AD itu mengungkapkan, berdasarkan hasil riset lembaga internasional, koefisien gini ratio Indonesia berada di angka 45.
Artinya, 1 persen masyarakat menguasai 45 persen kekayaan nasional.
Kemudian, ia menyoroti banyaknya lahan yang dikuasai perusahaan-perusahaan swasta.
Dengan mengutip data dari Badan Pertanahan Nasional, ia menyebut sebesar 1 persen masyarakat telah menguasai 80 persen lahan di Indonesia.
Prabowo juga mengkritik tingginya jumlah masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Menurut Prabowo, masih ada sekitar 69 juta penduduk Indonesia yang terancam miskin.
Sementara itu, terkait data kemiskinan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia mengalami titik terendah dalam hal persentase kemiskinan sejak tahun 1999, yakni sebesar 9,82 persen pada Maret 2018.