TRIBUNWOW.COM - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengaku telah melakkan diskusi panjang dengan Gubenur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGB Zainul Majdi.
Hal tersebut diungkapkan Mahfud MD lewat laman Twitternya @mohmahfudmd pada Selasa (17/7/2018).
Mahfud MD menyatakan jika dirinya dan TGB telah sepakat untuk tidak berebutan untuk menjadi cawapres.
• Ferdinand: Rupanya Ada yang Sangat Gelisah dengan Rencana Pertemuan SBY dan Prabowo
@mohmahfudmd: "Saya sdh berdiskusi panjang dgn TGB.
Kita sependapat utk tidak berebutan atau menyorong-nyorongkan diri utk jadi cawapres.
Semua kita serahkan kpd Pak Jokowi dan parpol2 pengusung sesuai mekanisme konstitusi.
Skenario Allah tak bisa dilawan. Yang penting Indonesia bisa lbh baik."
Mahfud MD menyebut apabila TGB adalah juniornya yang baik hati dan santun.
Ia pun kemudian memamerkan foto kedekatannya dengan TGB dan keluarganya saat berkunjung ke Mataram.
@mohmahfudmd: "TGB itu yunior saya yang baik hati, santun dan tawadhu’.
Lihat di foto itu: saya sedang menggendong puteri cantiknya TGB di rumah TGB beberapa waktu yang lalu di Mataram."
• Info BMKG: Akan Terjadi Gerhana Bulan Total pada Tanggal 28 Juli 2018
Diketahui, saat ini nama TGB dan Mahfud MD masuk dalam bursa cawapres Jokowi.
TGB masuk ke dalam bursa setelah menyatakan dukungan kepada Jokowi.
TGB mengaku, keputusan itu ia ambil setelah 4 tahun ia melihat adanya pecah belah umat, terutama pasca Pemilihan Umum Kepala Daerah.
"Keputusan ini saya ambil setelah empat tahun saya melihat, menilai dan juga pasca pemilukada serentak kemarin terutama. Saya melihat di beberapa daerah, pembelahan itu sudah begitu terasa. Jadi pembelahan antar umat ini luar biasa. Satu mengklaim dialah aspirasi umat dan yang lain bukan umat dan bahkan dengan narasi-narasi dan wacana yang merusak persaudaraan kita," ungkapTGB, dikutip KompasTV.
"Jadi pasca Pemilukada saya melihat wacana-wacana dan orasi yang dikembangkan, dan bahkan itu semakin mengkhawatirkan. Mengutip ayat-ayat perang seakan-akan 2019 itu kita akan perang kurusetra antara Pandawa dan Kurawa. Pilihan saya sebagai anak bangsa adalah diam atau bersuara, dan saya memilih untuk bersuara. Ini tidak ada kaitannya dengan jabatan apa-apa," tambahnya.