Jokowi menjelaskan, untuk menguasai 51 persen saham Freeport Indonesia harus melalui proses yang sangat alot dan sangat intens sekali selama 3,5 tahun.
Terlebih, Freeport Indonesia sudah mengelola tambang di Indonesia hampir 50 tahun.
"Ini sebuah lompatan, kita harapkan nanti akan mendapatkan income yang lebih besar, baik dari pajak, royaltinya, dividen, retribusinya, sehingga nilai tambah komoditas tambang bisa dinikmati oleh semua kepentingan nasional harus dinomorsatukan," papar Jokowi.
Sementara terkait nilai akusisi penambahan kepemilikan saham menjadi 51 persen, Jokowi menilai hal tersebut sudah dikalkulasi secara matang oleh para menteri terkait.
• Kritik Pemerintah, Tommy Soeharto: Saat Ini Hidup Makin Susah Penak Zaman Ku Tho
"Nilainya nanti, teknis Menteri BUMN, Menteri Keuangan, Menteri ESDM, itu juga kalkulasinya makan waktu panjang," ujar Jokowi.
Honding pertambangan terdiri dari PT Timah, PT Aneka Tambang, PT Bukit Asam, dan PT Indonesia Asahan Inalum (Inalum).
Dalam holding ini, Inalum menjadi induk perusahaan tiga BUMN tersebut. (TribunWow.com/Tiffany Marantika)