Ini sisa pikiran dan mentalitas “underground” yang masih bercokol. Sehingga mengelola partai mau disederhanakan dasarnya hanya dengan “titah pimpinan” dan tidak melihat aturan UU dan Konstitusi negara. Jadilah keputusan konyol bertubi-tubi sampai sekarang. Sedih saya. #SavePKS
• Usai Laga Persib Vs PSIS, Suporter PSIS Lakukan Aksi Pungut Sampah di Stadion
Kenapa saya bilang “titah pimpinan” dianggap paling tinggi. Buktinya, sewaktu memecat saya, sadar ada kesalahan maka ada beberapa kali aturan internal partai diubah demi mencocokkan dengan kepentingan memecat saya. Di antaranya aturan tentang siapa yang melapor. #SavePKS
Waktu saya tanya, “siapa yang melaporkan saya, mana bukti permulaan atas tuduhan pelanggaran disiplin organisasi, siapa saksi2 yang sudah diperiksa, kapan kejadian Dan di mana, dll” mereka Gak jawab surat saya tapi aturan diubah “bahwa Pelapor tidak diperlukan”. #SavePKS
Aturan itu diubah dan tidak memberitahukan saya. Sehingga saya bersurat beberapa kali, sebab dalam AD/ART PKS ada aturan tentang “hak membela diri”. Lalu dengan apa saya membela diri kalau aturan yg berlaku tidak diberikan dan kemudian diubah diam2?. #SavePKS
Inilah yang terjadi. Partai ini akhirnya menjadi milik segelintir orang, dan kader hanya menjadi objek yang diminta ketaatannya saja dengan doktrin yang setiap hari dibanjirkan. Bagaiman saya tidak bersedih? Kezaliman takkan membuat tenteram sampai kiamat. #SavePKS
Inilah yang terjadi. Partai ini akhirnya menjadi milik segelintir orang, dan kader hanya menjadi objek yang diminta ketaatannya saja dengan doktrin yang setiap hari dibanjirkan. Bagaiman saya tidak bersedih? Kezaliman takkan membuat tenteram sampai kiamat. #SavePKS".
(TribunWow.com/Woro Seto)