Efek Buruk Mentega Bagi Kesehatan yang Jarang Diketahui

Editor: Wulan Kurnia Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

Ini terdiri dari sekitar 50% lemak jenuh, sedangkan sisanya terutama adalah air dan lemak tak jenuh.

Studi observasional yang menyelidiki hubungan antara lemak jenuh dan penyakit jantung telah memberikan hasil yang beragam.

Sebuah kajian studi baru-baru ini menyimpulkan bahwa makan lebih sedikit lemak jenuh dikaitkan dengan 17% penurunan risiko penyakit jantung ketika digantikan dengan lemak tak jenuh ganda.

Sebaliknya, mengganti lemak jenuh untuk karbohidrat atau protein tampaknya tidak memiliki efek.

Tinggi Kolesterol

Mentega juga tinggi kolesterol.

Asupan tinggi kolesterol pernah dianggap sebagai faktor risiko utama untuk penyakit jantung.

Kekhawatiran ini didasarkan pada penelitian yang menunjukkan bahwa kadar kolesterol dalam darah tinggi, dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung.

Namun, sekarang jelas bahwa mendapatkan jumlah kolesterol yang tinggi dari mentega, tidak meningkatkan kadar darah tinggi pada kebanyakan orang.

Sebagian orang dapat mentoleransinya dalam tubuh.

Biasanya, ini menjaga kadar darah dalam kisaran normal, meskipun asupan yang sangat tinggi masih dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol darah yang tinggi.

Menariknya, beberapa ilmuwan percaya bahwa mengonsumsi lemak jenuh sebenarnya memiliki beberapa manfaat, termasuk memperbaiki profil lipid darah.

Ini dapat meningkatkan kolesterol HDL “baik” dan mengubah ukuran partikel kolesterol LDL dari kecil dan padat menjadi besar, yang dianggap lebih jinak.

Tidak ada bukti kuat yang mendukung klaim bahwa asupan mentega yang tinggi atau sumber makanan lain dari lemak jenuh secara langsung bertanggung jawab untuk penyakit jantung. (*)

Berita ini telah tayang di Nakita berjudul Tak Banyak yang Tahu, Ini Efek Buruk Mentega Bagi Kesehatan!