Tanggapi Omongan Jokowi soal Mahathir, Ferdinand: Sebaiknya Direvisi, Jangan Malu Salah

Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Fachri Sakti Nugroho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ferdinand Hutahaean, Jokowi, dan Mahathir Mohamad

@panca66: Pertama ke Jepang pak bulan Juni. Bapak ini sudah keracunan narasi serba pertama. Lama2 nanti semua yang ada di dunia dinarasikan pertama ada sejak bapak jadi presiden.

@EVALockheart: Salah, Indonesia bukan yg pertama. 10 juni 2018 Mahatir kunjungi jepang.

Soal Cawapres Jokowi, Ketua Progres 98: Jalan Tengah Ya Pak Mahfud

Diberitakan laman setkab, Presiden Jokowi menerima kunjungan Mahathir Mohamad di Istana Bogor pada Jumat (29/6/2018).

Kedatangan Mahathir Mohamad ini merupakan kunjungan resmi pertamanya ke Indonesia pasca dirinya terpilih sebagai Perdana Menteri Malaysia untuk kedua kalinya sejak 10 Mei 2018, setelah kemenangannya pada pemilihan yang lalu.

Dalam kunjungan kali ini, Presiden Jokowi dan Mahathir Mohamad membahas sejumlah hal terkait upaya penguatan hubungan kedua negara.

Termasuk dari sisi ekonomi, sosial, hingga budaya.

Di antara yang mereka bahas adalah perdagangan dan investasi, penempatan dan perlidungan TKI di Malaysia, kerja sama dalam melawan diskriminasi terhadap kelapa sawit sampai penyelesaian perundingan perbatasan kedua negara.

“Satu per satu akan mulai kita bahas di forum-forum di tingkat menteri,” kata Presiden Jokowi.

Dalam kesempatan ini, Mahathir Mohamad mengatakan jika kedua negara juga menjajaki upaya kemungkinan untuk membangun kereta Malaysia-Indonesia yang boleh digunakan seluruh ASEAN.

"Sekarang ini kita berhajat untuk juga kita bercakap tentang politik dalam negeri. Masalah yang dihadapi di Indonesia cuma besar daripada Malaysia, cuma jenisnya sama saya lihat dan kita berbincang tentang cara-cara kita menghadapi masalah politik dalam negara demokrasi ini," ujar Mahathir.

Sementara itu, terkait TKI, Mahathir setuju untuk memberika perhatian atas pendidikan anak-anak TKI di Malaysia yang berstatus legal.

"Di semenanjung kita sudah adakan beberapa sekolah walaupun tak mencukupi, tetapi di Sabah-Serawak belum ada sekolah Indonesia yang boleh dimasuki oleh anak-anak orang Indonesia yang ada di Sabah dan Serawah. Ini akan kita betulkan," imbuhnya. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)