Pesan Gus Mus kepada Yahya Cholil Staquf saat Pamit ke Israel

Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gus Mus dan Yahya Cholil Staquf

"Hubungan antara Islam dan Yahudi adalah hubungan yang fluktuatif.

Terkadang baik, terkadang konflik.
Hal ini tergantung pada dinamika sejarah yang terjadi.

Tapi secara umum kita harus mengakui bahwa ada masalah dalam hubungan dua agama ini.
Dan salah satu sumber masalahnya terletak pada ajaran agama itu sendiri.

Dalam konteks realitas saat ini, kaum beragama baik Islam maupun Yahudi perlu menemukan cara baru untuk pertama-tama memfungsikan agama dalam kehidupan nyata.
Dan kedua menemukan interpretasi moral baru yang mampu menciptakan hubungan yang harmonis dengan agama-agama lain," kata Yahya.

David juga menanyakan apakah menurut Yahya Indonesia memiliki sesuatu yang bisa diberikan kepada dunia terkait hal tersebut.

Menanggapi hal itu, Yahya mengatakan jika ini bukanlah tentang menawarkan sesuatu pada Indonesia, lantaran bangsa ini sendiri memiliki sejumlah masalah.

"Ini bukan tentang menawarkan sesuatu dari Indonesia. Karena Indonesia sendiri bukannya sudah terbebas dari masalah.

Kami memiliki masalah kami sendiri.

Kami memang memiliki semacam kearifan lokal yang membantu masyarakat untuk hidup secara harmonis dalam lingkungan yang heterogan.

Tapi kami masih punya banyak masalah terkait agama, termasuk Islam.

Apa yang kita hadapi saat ini, apa yang seluruh dunia hadapi saat ini adalah sebuah situasi dimana konflik terjadi di seluruh dunia.

Dan di dalam konflik-konflik ini, agama hampir selalu digunakan sebagai senjata untuk menjustifikasi konflik.

Sekarang saatnya kita bertanya, apakah kita ingin hal ini berlanjut?
Atau kita ingin memiliki masa depan yang berbeda?

Jika kita ingin hal ini berlanjut, konsekuensinya jelas: tidak ada yang bisa bertahan hidup di dalam kondisi seperti ini.

Jika kita ingin masa depan yang berbeda, kita harus merubah cara kita mengatasi persoalan.

Halaman
1234