TRIBUNWOW.COM - Sekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera mengemukakan keprihatinannya mengenai indek korupsi Indonesia.
Mardani menuliskan pendapatnya tersebut melalui Akun Twitter, @MardaniAliSera, Sabtu (16/5/2018).
Selain itu ia juga mentautkan video pendapat dirinya.
Menurut Mardani, Ia menganggap kasus korupsi makin marak.
• Anies Disoraki Orang Berseragam, Suryo Prabowo: Seperti Itu Kelakuan Tamu yang Ngaku Pancasilais
Mardani juga menyatakan dukungan untuk memperkuat KPK dalam pemberantasan korupsi.
Kasus Novel Baswedan juga seharusnya diusut atau akan semakin deras dukungan #2019GantiPresiden.
"Prihatin tentang Indek Korupsi di Indonesia dan banyaknya penangkapan baru2 ini. Korupsi semakin marak.
Dukung dan perkuat @KPK_RI utk berantas korupsi.
Usut juga kasus Novel Baswedan. Atau semakin deras #2019GantiPresiden," tulis Mardani.
• Nazaruddin hingga Saipul Jamil Mendapatkan Remisi Hari Raya Lebaran 2018
• Faizal Assegaf: Rocky Gerung dan Refly Harun Orang Frustasi
Dalam tautan videonya, Mardani menyebut tidak terlihat dukungan pemerintah untuk memperkuat KPK saat penangkapan korupsi yang terus terjadi.
"Penangkapan korupsi terus terjadi dan tidak terlihat dukungan pemerintah untuk KPK, anggaran, dan serangan tidak ada yang menahan. Kasus Novel juga terus berjalan," kata Mardani Ali Sera.
Untuk itu, Mardani memberikan dua solusi atas hal tersebut.
• Anies Baswedan Disoraki Warga saat di Istana Bogor, Faizal Assegaf: Jangan Baper, Itu Positif
Pertama dengan memperkuat KPK.
"Perkuat KPK, dengan anggaran, dengan kewenangan dan dengan tenaga kerja," tambah Mardani.
Solusi kedua adalah dengan memberikan hukuman shock therapy bagi koruptor.
"Beri hukuman yang memberi shock theraphy bagi koruptor," ujar politisi PKS ini.
• Ditantang Faizal Assegaf, Ratna Sarumpaet: Kamu Hilang Kecerdasan, Tergantung Bayaran Tertinggi
Diakhir video, Mardani mengatkan bahwa korupsi adalah kejahatan luar biasa dan Indonesia saat ini sedang darurat korupsi.
Mardani menutup videonya tersebut dengan backsound lagu 2019 ganti presiden. (Tribunwow/Tiffany Marantika)