Padahal, konsumsi rumah tangga merupakan, komponen utama dalam ekonomi kita, mewakili lebih dari setengah Produk Domestik Bruto (PDB) kita," kata AHY.
Sejumlah pihak pun angkat suara dan sebagian mencemooh AHY atas orasi yang ia sampaikan.
Seperti yang dilakukan oleh Dede Budhyarto.
Awalnya, politisi Demokrat Andi Arief mengatakan jika AHY dipilih sejarah untuk tidak memimpin warung martabak.
"Diterima saja kenyataan, Titipkan saja cita-cita pada orang yang tepat. AHY adalah kenyataan, dia berada di tempat dan waktu yang tepat. Sejarah memilih dia untuk tidak memimpin warung martabak," tulis Andi Arief.
Tweet dari Andi Arief ini mendapatkan balasan dari penggiat sosial media, Dede Budhyarto melalui akun @kangdede78.
Dede membalas Tweet Andi dengan mengatakan bahwa lebih terhormat jualan martabak dan tidak merengek-rengek karena jabatan orangtuanya daripada 'memaksakan diri' untuk jadi pemimpin karena orangtuanya.
Dede menambahkan Pilkada Jakarta adalah bukti dan fakta hancurnya AHY.
Sebutan 'Anak Ingusan' juga ditambahkan Dede di belakang nama AHY.
"Lebih terhormat jualan martabak ndak merengek2 krn jabatan orng tuanya, drpd "memaksakan diri" untuk jadi pemimpin krn orng tuanya, pilkada Jakarta adalah bukti & FAKTA hancurnya AHY 'Anak Ingusan'," tulis @kangdede78.
Menanggapi hal tersebut, Kadiv Advokasi dan Hukum Partai Demokrat pun memberikan komentar.
@LawanPoLitikJKW: De, lu ngga tau yang hancur di pilkada DKI adapah Ahok? Yg dapat dukungan dr penguasa?
Kasihan km De cm mengedepankan kebencian akhirnya tdk bisa jujur.
Coba sesekali renungi hidup Ahok yg hancur di pilkada. Beda dgn AHY yg skrg jd Politisi paling keren dan top.
(TribunWow.com/Lailatun Niqmah)
• Terus Mendapat Bullyan di Media Sosial, Amien Rais Akhirnya Buka Suara