Tidak ada catatan tertulis tentang suatu pengakuan.
Bahkan sebagian besar bukti sudah lama juga telah hilang.
Fakta-fakta baru dalam kasus ini lantas mendorong Hakim Agung Carmen Mullen untuk mengosongkan keyakinannya pada hari Rabu (23/5/2018), 70 tahun setelah eksekusi Stinney.
"Saya tidak bisa memikirkan ketidakadilan yang lebih besar daripada pelanggaran hak Konstitusional seseorang," kata Mullen.
Kasus ini telah menghantui kota sejak itu terjadi.
• Mantan Pelatih Real Madrid Tak Pernah Membayangkan Zinedine Zidane Bakal Menjadi Pelatih Sukses
Tetapi mendapat perhatian baru ketika sejarawan George Frierson, seorang anggota dewan sekolah setempat yang dibesarkan di kampung halaman Stinney, mulai mempelajari kasus ini beberapa tahun yang lalu.
Mantan teman satu sel Stinney mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bocah itu membantah tuduhan itu.
"Saya tidak, tidak melakukannya," kata Wilford Hunter mengatakan apa yang Stinney katakan saat itu.
Dia berkata, "Mengapa mereka mau membunuh saya untuk sesuatu yang tidak saya lakukan?"
"Carolina Selatan masih mengakui George Stinney sebagai seorang pembunuh. Tapi kami merasa ada yang salah dan kami perlu melakukan sesuatu," kata pengacara pertahanan Matt Burgess kepada CNN awal tahun ini.
Detail baru mulai muncul.
• Kenalin Nih Louis Spencer, Sepupu Pangeran Harry yang Curi Perhatian, Nicki Minaj Ajah Klepek-klepek
Keluarga Stinney mengklaim bahwa pengakuan anaknya dipaksakan dan bahwa dia memiliki alibi yang tidak pernah didengar.
Alibi itu ada pada saudara perempuannya, Amie Ruffner yang sekarang berusia 77 tahun.
Dia mengatakan, dia bersamanya pada saat dugaan kejahatan terjadi.
Keduanya tengah menyaksikan sapi keluarga mereka makan rumput di dekat beberapa rel kereta api, di dekat rumah mereka ketika kedua gadis yang mati itu mengendarai sepeda mereka.